TENGGARONG, iNewsKutai.id - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mendorong ekonomi kreatif sebagai motor penggerak ekonomi baru di Kutai Kartanegara. Potensi wisata alam dan budaya bisa dimaksimalkan untuk menarik wisatawan berkunjung.
Sandi meyatakan, pelaku ekonomi kreatif di Kutai Kartanegara memiliki potensi yang besar untuk maju. Terbukti dari karya-karya yang ditampilkan mulai dari film, musik, dan seni pertunjukan yang memiliki daya tarik yang tinggi.
"Kutai Kartanegara sudah menjadi kabupaten kreatif dengan seni pertunjukan sebagai subsektor ekonomi kreatif unggulan. Dan tadi saya berdialog dengan para pelaku ekonomi kreatif yang berharap kehadiran pemerintah dalam memfasilitasi kebangkitan ekonomi dan juga ada solusi-solusi yang bersifat berkelanjutan dengan semangat kewirausahaan," kata Sandi di Tenggarong, Minggu (24/7/2022).
Dia berharap pelaku ekonomi kreatif bisa meningkatkan inovasi dan kewirausahaan sehingga nantinya diharapkan dapat memicu kebangkitan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja yang seluas-luasnya.
"Pengalaman saya sebagai pimpinan di dunia usaha dan sekarang di kementerian, bahwa untuk menyikapi tantangan ekonomi yang kita hadapi sekarang kita perlu kolaborasi. Tinggalkan kompetisi, raihlah kolaborasi," kata Sandiaga.
Tidak hanya dalam pengembangan subsektor seni pertunjukan, tapi juga tiga subsektor lainnya yang selama ini jadi unggulan di ekonomi kreatif tanah air yaitu kuliner, kriya, dan fashion.
"Di Kutai Kartanegara selama ini identik dengan ekonomi ekstraktif, saatnya kita bawa narasi baru yaitu ekonomi kreatif yang berbasis imajinasi, kreativitas, inovasi, adaptasi dan kolaborasi," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sandiaga juga menutup pagelaran Tenggarong Internasional Folks Art Festival (TIFAF) 2022. Dia menyebut, event tersebut sangat berkualitas dan berhasil membuktikan bahwa kegiatan ini pantas masuk sebagai Event Karisma Nusantara.
Menurutnya, ini adalah kesempatan yang harus dimanfaatkan secara baik oleh Pemkab Kukar dalam peningkatan seni dan budaya dan harus dilakukan secara berkolaborasi untuk meningkatkan kualitasnya.
Editor : Abriandi