Orang tua Gou akhirnya meminjamkan uang kepadanya untuk bertahan hidup. Berbekal pinjaman dari orang tuanya juga, Gou memproduksi konektor untuk komponen perangkat komputer.
Dia juga tidak sungkan untuk mendekatkan diri dengan para pesaingnya demi mendapatkan nasihat. Begitu perusahaannya mencapai tingkat tertentu, Gou memutuskan untuk melakukan ekspansi ke luar negeri.
Dia mempromosikan produknya di 32 negara bagian Amerika Serikat (AS), tinggal di motel murah hingga akhirnya memenangkan pesanan yang signifikan dari Compaq Computer yang sekarang dikenal dengan nama HP Inc.
Setelah itu, Apple ikut menaruh kepercayaan kepadanya. Sekitar tahun 2002, Foxconn memasok perangkat yang sangat dibutuhkan Apple. Kini, Foxconn menjadi salah satu perusahaan manufaktur kontrak elektronik terbesar dengan bisnisnya yang tersebar di seluruh dunia.
Sukses Foxconn ini membuat Gou menjadi salah satu orang terkaya di Taiwan. Dia berada di peringkat keenam orang paling kaya di negara itu tahun ini menurut data Forbes, dengan kekayaan saat ini mencapai 6,6 miliar dolar AS atau setara Rp98,3 triliun.
Kesuksesan Gou tidak terlepas dari prinsipnya, yakni berbisnis dengan bersih. Dia bahkan tidak pernah korup, dan meninggalkan segala bentuk nepotisme. Tak satu pun anak-anaknya dari pernikahan pertamanya bekerja di kantor pusat Foxconn.
Putranya bekerja di produksi film dan real estate, sedangkan putrinya mengambil alih organisasi amal yang dijalankan ibunya. Gou yang bekerja dengan moto, "usaha, usaha, dan usaha" menanamkan, kebenaran merupakan jalan untuk meraih kesuksesan.
Dia juga bekerja keras karena tidak ingin lagi menghadapi kesulitan seperti sebelumnya. Pada 2008, dia memutuskan untuk memberikan 90 persen kekayaan pribadinya untuk amal.
Editor : Abriandi