JAKARTA, iNewsKutai.id - Ada enam perkara yang di dalam agama Islam disebut bisa merusak hati. Jika hal itu terjadi, amal perbuatan menjadi taruhannya.
Rusaknya hati ini bisa mempengaruhi perbuatan ke sesama. Hal ini mengacu pada Hadis shahih, Rasulullah yang artinya: "Di dalam jasad manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati." (HR Al-Bukhari, Muslim)
Imam an-Nawawi Al-Bantani dalam Kitab An-Nashaihul 'Ibad menyebutkan ada enam (6) perkara yang menyebabkan rusaknya hati seperti diriwayatkan ulama Tabi'in Imam Hasan Al-Bashri.
إِنَّ فَسَادَ اْلقُلُوْبِ عَنْ سِتَّةِ أَشْيَاءَ : أَوَّلُهَا يُذْنِبُوْنَ بِرَجَاءِ التَّوْبَتِ، وَيَتَعَلَّمُوْنَ اْلعِلْمَ وَلَا يَعْمَلُوْنَ، وَإِذَا عَمِلُوْا لَا يُخْلِصُوْنَ، وَيَأْكُلُوْنَ رِزْقَ اللهِ وَلَا يَشْكُرُوْنَ، وَمَا يَرْضَوْنَ بِقِسْمَةِ اللهِ، وَيَدْفَنُوْنَ مَوْتَاهُمْ وَلَا يَعْتَبِرُوْنَ
Artinya: "Rusaknya hati bermula dari enam perkara, yaitu [1] Melakukan dosa dengan harapan diampuni, [2] Menimba ilmu namun tak mengamalkannya, [3] Jika beramal tak diiringi dengan keikhlasan [4] Memakan rezeki dari Allah namun tak mensyukurinya [5] Tidak ridho dengan ketentuan Allah [6] Engkau menguburkan jenazah tapi tidak mengambil pelajaran darinya." (Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah).
Berikut penjabaran dari perkara yang merusak hati.
1. Beramal Tapi Tak Ikhlas
Fenomena ini banyak terjadi saat ini dimana banyak yang beramal namun tidak diiringi hati yang ikhlas. Sering berbuat baik tapi tujuannya agar dipuji orang lain. Seperti bersedekah agar disebut seorang dermawan.
Padahal, amalan yang ikhlas adalah meniadakan tujuan-tujuan lain selain mengharap ridha Allah SWT semata.
2. Melakukan Dosa dengan Harapan Diampuni
Taubat ketika melakukan dosa sangat dianjurkan. Namun, jika berbuat dosa berharap bisa bertobat dan diampuni maka dapat menyebabkan rusaknya hati.
Melakukan maksiat, tapi berangan-angan dosanya akan diampuni kelak di kemudian hari sehingga menganggap perbuatan tercelanya adalah hal remeh.
Editor : Abriandi