AMSTERDAM, iNewsKutai.id - Seismolog Belanda Frank Hoogerbeets memperingatkan potensi gempa besar yang diprediksi akan terjadi awal Maret ini. Ahli gempa itu menyebut gempa akan terjadi dari timur jauh Rusia, Filipina, hingga Indonenesia.
Hoogerbeets yang memprediksi gempa berdasarkan pergerakan benda langit menyebut, kekuatan gempa yang akan terjadi pada angka magnitudo 8.
"Saya tidak melebih-lebihkan atau mencoba menciptakan rasa takut. Ini hanya peringatan. Pekan pertama bulan Maret akan menjadi sangat kritis," ujarnya dalam video terbarunya di YouTube yang diunggah Senin 28 Februari 2022.
Dilansir dari Sindonews, Frank Hoogerbeets menarik perhatian dunia setelah dengan tepat memprediksi gempa dahsyat yang meluluhlantakkan Turki dan Suriah, Februari lalu.
Hoogerbeets menyebut gempa dahsyat serupa sedang mengintai belahan dunia dari Semenanjung Kamchatka hingga Indonesia.
“Daerah yang terkena dampak dapat membentang ribuan kilometer, dari Semenanjung Kamchatka dan Kepulauan Kuril di Timur Jauh Rusia, hingga ke Filipina dan Indonesia,” ungkap dalam ulasannya.
Dalam videonya, ilmuwan yang bekerja di Solar System Geometry Survey (SSGEOS) itu memperkirakan kekuatan gempa yang diduga akan terjadi pada kisaran 8 skala richter (SR).
“Konvergensi geometri planet kritis sekitar 2 dan 5 Maret dapat mengakibatkan aktivitas seismik besar hingga sangat besar, bahkan mungkin gempa dorong besar sekitar 3 dan 4 Maret dan/atau 6 dan 7 Maret,” jelasnya.
Prediksi itu mendapat tanggapan ilmuwan dari Survei Geofisika Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, Danila Chebrov. Dia mempertanyakan prediksi Hoogerbeets dan menggambarkannya sebagai amatirin.
“Hubungan antara pergerakan planet dan aktivitas seismik di Bumi agak lemah, dan menggunakannya sebagai alat prognostik utama adalah sebuah masalah," papar Chebrov.
Pada 3 Februari, Hoogerbeets mengeluarkan tweet yang berbunyi menyebut cepat atau lambat akan ada gempa berkekuatan 7,5 SR di wilayah Turki Selatan-Tengah, Yordania, Suriah, Lebanon. Tiga hari kemudian, gempa berkekuatan 7,8 SR melanda Turki dan Suriah.
Bencana tersebut telah menyebabkan kematian lebih dari 50.000 orang tewas. Hoogerbeets telah membuat prediksi selama bertahun-tahun yang tidak menjadi kenyataan.
Editor : Abriandi