BEIJING, iNews.id - Manuver satelit luar angkasa Starlink membuat pemerintah China murka. Penyebabnya, satelit yang diluncurkan SpaceX itu diduga mengubah orbit sehingga nyaris menabrak Tianhe, Stasiun Luar Angkasa China (CSS).
Dalam laporannya ke Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Urusan Luar Angkasa, Beijing mengklaim stasiun luar angkasanya harus mengambil tindakan mengelak untuk menghindari satelit milik orang terkaya di dunia, Elon Musk.
China menuduh satelit Starlink pada April turun dari orbit regulernya 555 kilometer di atas bumi menjadi 382 kilometer, dekat dengan orbit CSS sekitar 390 kilometer.
Perubahan orbit ini memungkinkan terjadinya tabrakan. Beijing mengatakan, “Awak CSS terpaksa melakukan manuver mengelak untuk menghindari kemungkinan ini.”
Insiden kedua terjadi pada Oktober. Sekali lagi, kru CSS China mengambil tindakan untuk menghindari satelit Starlink, yang menurut laporan itu "bermanuver terus-menerus," mengikuti strategi yang "tidak diketahui".
“Satelit-satelit itu dapat menimbulkan bahaya bagi kehidupan atau kesehatan para astronot,” ungkap pernyataan delegasi China di PBB, dilansir RT.com pada Senin (27/12/2021).
SpaceX telah memiliki perjanjian dengan NASA untuk meluncurkan satelitnya ke orbit lima kilometer dari pesawat badan antariksa AS atau Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), yang mengelilingi bumi kira-kira 20 kilometer di atas CSS.
SpaceX juga mengklaim satelitnya dilengkapi teknologi penghindaran tabrakan otonom. Perusahaan itu menegaskan pesawat ruang angkasa lain tidak perlu melakukan manuver mengelak untuk menghindarinya.
Meskipun ISS belum pernah dipaksa menghindari satelit Starlink sebelumnya, ISS memang harus menghindari puing-puing luar angkasa pada banyak kesempatan. Awal bulan ini, ISS menyesuaikan orbitnya untuk menghindari sisa-sisa roket Pegasus Amerika Serikat.
Puing-puing roket SpaceX Falcon lewat di dekat ISS sepekan sebelumnya, dan stasiun antariksa internasional juga harus menghindari puing-puing roket China sebelumnya.
SpaceX sejauh ini telah menempatkan lebih dari 1.700 satelit Starlink ke orbit, dan perusahaan berencana meluncurkan lebih dari 40.000 secara total, dalam upaya menyediakan akses internet satelit ke seluruh dunia.
Namun, para ilmuwan telah menyuarakan keprihatinan bahwa jumlah satelit yang begitu tinggi akan menambah secara signifikan lingkungan orbit yang sudah berantakan. Para astronom juga mengeluh satelit akan menghalangi pandangan mereka terhadap langit malam.
Editor : Abriandi