SAMARINDA, iNews.id - Permasalan pengelolaan sampah di Kota Samarinda tampaknya sudah mendapatkan solusi. PT Geo Trash Management (GTM) menyatakan minatnya untuk membangun pabrik daur ulang sampah menjadi bahan bakar minyak (BBM) di Kota Tepian.
Investor asal Australia tersebut akan membangun pabrik berkapasitas 20 ton sampah per hari dan menghasilkan 12.000 liter BBM berupa premium, diesel, nafta, kerosen, parafin, dan aspal. Jika terealisasi, ini akan menjadi pabrik kedua setelah sebelumnya dibangun di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Dalam presentasi di depan Wali Kota Samarinda Andi Harun dan jajaran pejabat pemkot di Balai Kota, founder dan Project Director PT GTM Andrew Sinclair menyatakan, pabrik yang dibangunnya mampu menyerap 20 ton sampah plastik per hari. Untuk satu ton sampah, diproyeksikan menghasilkan 600 liter BBM.
“Mesin pengolahan sampah ini dengan sistem pirolisis jenis baru ini satu-satunya di Indonesia dan sudah dioperasikan di NTB. Setelah mendapat persetujuan Wali Kota Samarinda, kami akan membangun pabrik yang kedua di Kota Tepian,” jelasnya.
Sinclair menambahkan, untuk memenuhi bahan baku sampah di pabrik tersebut, perusahaan akan bekerja sama dengan bank sampah yang dikelola masyarakat. Mereka akan membeli sampah plastik sebagai bahan baku.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Andi Harun menyatakan, pabrik pengolahan sampah tersebut akan dibangun berdampingan dengan TPA agar dekat dengan bahan baku dan memastikan keberlanjutan bahan baku. Di sisi lain, saat ini TPA di Kecamatan Sambutan hanya bersifat sementara menyusul penutupan TPA di Bukit Pinang.
"Jadi menunggu TPA Abadi dulu. Kita dalam hal ini setuju untuk ditindak lanjuti, nantinya setelah administrasi sudah terpenuhi melalui Perusahaan Daerah (Perusda), kita berikan izin. Tentunya dengan melihat demo pengolahan sampah serta efek dari pabrik tersebut harus kita perhitungkan juga siapkan,” papar Andi Harun.
Dia menambahkan, pemkot terbuka bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di Kota Tepian pada berbagai sektor.
Editor : Abriandi