BALIKPAPAN, iNewsKutai.id - Musim kemarau mulai berdampak pada peningkatan titik kebakaran hutan dan lahan. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan mendeteksi 204 titik panas di Kalimantan Timur.
Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida menjelaskan, titik panas yang terdeteksi paling banyak di Kabupaten Berau.
"Ada 204 titik hotspot yang terpantau berlangsung selama 24 jam. Terbanyak di Berau dengan 86 titik, kemudian Kutai Timur 65 titik dan Kutai Kartanegara 40 titik," jelas Diyan dalam keterangannya dikutip dari laman Pemprov Kaltim, Kamis (3/8/2023).
Titik panas juga terpantau di Kabupaten Paser 5 titik, Kutai Barat 3 titik, dan Mahakam Ulu 5 titik.
Diyan mengatakan kemarau 2023 ini lebih kering dibandingkan 3 tahun terakhir. Fenomena El Nino dan IOD Positif saling menguatkan sehingga membuat musim kemarau 2023 menjadi lebih kering dan curah hujan pada kategori rendah hingga sangat rendah.
Kekeringan ini meningkatkan risiko bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Jika tidak terkendali, karhutla dapat menimbulkan krisis kabut asap yang berdampak pada kualitas lingkungan, ekonomi, sosial, hingga kesehatan masyarakat.
Diyan pun mengimbau semua masyarakat untuk mengaja lingkungan agar tidak terjadi kebakaran, seperti tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan serta tudak membuag putung rokok sembarang.
"Semua pihak harus saling menjaga dan waspada agar tidak terjadi tambahan titik panas,"pintanya.
Editor : Abriandi