MOSKOW, iNewsKutai.id - Rusia menerapkan taktik unik untuk melindungi pesawat tempurnya dari serangan drone Ukraina. Alih-alih menggunakan teknologi canggih, Moskow justru memakai cara tradisional dengan jaring.
Dikutip dari laman Bulgarian Military, Senin (11/9/2023), sebuah hanggar dibangun dari kolom logam di kedua sisi sepanjang pesawat. Bangunan itu diperkuat dengan kolom lateral dengan sudut minimal 45 derajat, diperkuat kolom 90 derajat ditancapkan ke dalam tanah.
Dua baris kolom di setiap sisi hanggar diperkuat lagi dengan balok logam mengikuti sudut 45 derajat. Dari atas, hanggar ditutup dengan jaring melintang untuk menjadi pertahanan utama terhadap serangan drone kamikaze.
Salah satu akun Telegram pro Rusia menyebutkan jika hanggar unik itu ditempatkan di bandara yang digunakan dijadikan pangkalan Angkatan Udara Rusia (VKS) untuk melancarkan serangan di wilayah Ukraina.
Rusia membangun jaring lebih tinggi beberapa meter dari pesawat tempur agar melindungi dari serangan drone. Jaring ini bekerja dengan cara mencegat atau menjeratnya drone penyerang.
Jaring bertindak sebagai penghalang ketika drone kamikaze mendekat dan menangkapnya sebelum mencapai targetnya. Rusia merancang jaring itu cukup kuat untuk menahan benturan dan memastikan drone tidak tembus.
Selain itu, jaring juga berfungsi menghalangi sensor dan kamera drone sehingga menyulitkan operator drone mengarahkan ke target. Pola jaring mampu mengganggu jarak pandang sehingga berpotensi menyebabkannya kehilangan kendali.
“Prinsip gangguan visual ini didasarkan pada fisika optik dan persepsi, di mana material jaring mengganggu kemampuan drone untuk mengumpulkan dan memproses informasi visual,” tulis Bulgarian Military.
Sebelumnya, Rusia menggunakan taktik aneh untuk melindungi pesawat tempurnya. Sayap dan badan pesawat pengebom Tu-95 ditutupi dengan ban mobil.
Belakangan, foto serupa muncul untuk pesawat pembom tempur Su-34 Rusia. Gambar-gambar ini mendapat tanggapan internasional yang luas. Jadi kemunculan jaring hanggar baru dengan jaring anti-UAV ini menjadi solusi yang akan diterapkan di Rusia.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada 11 September 2023.
Editor : Abriandi