JAKARTA, iNewsKutai.id - Sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, tidak sedikit orang yang kehilangan pekerjaan akibat perusahaannya terimbas pelemahan ekonomi. Hal ini memaksa banyak orang lebih kreatif untuk memastikan kantong tetap terisi meski tanpa pekerjaan.
Kisah Shannon Smith bisa menjadi salah satu contoh. Perempuan berusia 24 tahun itu kehilangan pekerjaannya sebagai pelayan dan personal training saat pandemi virus corona melanda awal Maret 2020 lalu.
Namun, kehilangan pekerjaan justru memunculkan ide membangun bisnis kebugaran secara online. Mengutip CNBC Make It, dia menjual program kebugaran 90 hari, termasuk latihan khusus dan perencanaan menu makan atau meal plan serta sesi latihan mingguan melalui Zoom.
Dari ide kreatifnya ini, Shannon menghasilkan sekitar 1.000 hingga 2.000 dolar AS. Namun hal itu membuatnya bekerja 10 jam sehari dan kelelahan. Karena itu, setelah satu tahun menjalani bisnisnya tersebut, dia memutuskan untuk mencari cara lain untuk menghasilkan uang.
Selama berbulan-bulan dia melihat pemasar afiliasi, di mana orang dibayar oleh pengecer online untuk trafik situs atau penjualan di feed TikTok.
"Awalnya saya ragu, tapi tidak ada ruginya (mencoba). Saya mengikuti kursus online yang meyakinkan saya bahwa pemasaran afiliasi bisa menjadi model bisnis yang berharga, jadi saya melakukannya," kata dia.
Pada Juli 2021, dia pun menggunakan akunnya di TikTok dan Instagram untuk memasarkan produk afiliasi. Dia mulai memposting beberapa kali sehari, memberikan tips tentang cara memulai bisnis sampingan, mendapatkan penghasilan pasif, dan meningkatkan kehadiran secara online.
Selain itu, dia juga mempromosikan alat dan program bisnis serta meningkatkan kekayaan. "Pada Oktober, saya telah mengumpulkan 43.000 pengikut di TikTok, platform terbesar saya," ujar Smith.
Sejak itu, dia menghasilkan rata-rata 8.600 dolar AS atau Rp123 juta per bulan dalam pendapatan pasif alias komisi dari posting afiliasinya, termasuk postingan yang berumur beberapa bulan dan posting yang menjual langganan berulang.
"Saya bekerja hanya 2 jam sehari," ucapnya.
Dia mengaku, sekarang memiliki kebebasan yang selalu diinginkan. Pada usia 24 tahun, dia pindah ke apartemen yang lebih baik di New York City, sering bepergian, dan hidupnya tidak lagi berputar di sekitar pekerjaan.
Editor : Abriandi