get app
inews
Aa Read Next : Dinkes Kaltim Siagakan Nakes Keliling TPS, Pantau Kesehatan Petugas KPPS

Deteksi Kanker Serviks, Dinkes Kaltim Gencarkan Tes DNA Urine

Sabtu, 03 Februari 2024 | 20:25 WIB
header img
Dinas Kesehatan Kaltim menerapkan pemeriksaan melalui DNA urine untuk mendeteksi penderita kanker serviks. (foto: ilustrasi)

SAMARINDA, iNewsKutai.id - Dinas Kesehatan Kaltim menerapkan pemeriksaan melalui DNA urine untuk mendeteksi penderita kanker serviks. Inovasi baru ini lebih efektif dan efisien dibanding pemeriksaan lainnya. 

Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kaltim, Setyo Budi Basuki menjelaskan tes kanker serviks dengan urine merupakan inovasi baru. Karena itu perlu koordinasi dan sosialisasi dan mendapatkan dukungan dari Kementerian Kesehatan.

Menurutnya, pemeriksaan ini lebih mudah dan praktis. Hanya diperlukan sampel urine yang diambil dengan cara buang air kecil ke dalam botol yang disediakan. Sampel tersebut kemudian akan diperiksa di laboratorium.

"Inovasi tes urine ini diharapkan dapat meningkatkan upaya pencegahan dan mengurangi angka kematian akibat kanker serviks di Kaltim," jelasnya dalam dialog inovasi deteksi dini kanker serviks dikutip dari laman Pemprov Kaltim, Sabtu (3/2/2024).

Saat ini, kanker serviks atau kanker leher rahim masih menjadi momok bagi perempuan. Berdasarkan data Kemenkes penderita kanker sebanyak 36.633 orang dengan angka kematian hampir 18.000 orang per tahun.

Jumlah kasus kanker serviks menempati urutan kedua terbesar setelah kanker payudara. Tingginya angka kematian ini disebabkan  kurangnya deteksi dini atau keengganan untuk melakukan skrining sehingga penyakit ini sering terdeteksi saat sudah dalam tahap lanjut.

Faktor pemicunya adalah kurangnya cakupan pemeriksaan yang menggunakan metode konvensional, yaitu dengan cara membuka kelamin perempuan dan menggunakan alat cocor bebek untuk mengambil sampel cairan dari leher rahim.

"Prevalensi kanker menurut Riskesdas tahun 2018 sebesar 1,4 persen," ungkap Basuki.

Dia menambahkan, untuk mencapai eliminasi kanker serviks pada tahun 2030, diperlukan upaya kolaboratif, termasuk vaksinasi HPV pada 90 persen anak perempuan usia 11-12 tahun. Kemudian pemeriksaan skrining oleh 70 persen wanita di atas usia 40 tahun dan pengobatan bagi 90 persen orang yang terdeteksi mengidap penyakit ini. 

Editor : Abriandi

Follow Berita iNews Kutai di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut