get app
inews
Aa Text
Read Next : Jangan Lewatkan! Hari Tanpa Bayangan di Kota Samarinda Siang Ini, Catat Waktunya

Apakah Ada Potensi Perbedaan Penetapan 1 Ramadan 1445 H? Begini Penjelasan BMKG

Jum'at, 23 Februari 2024 | 15:41 WIB
header img
BMKG dalam laporannya menyebutkan ada potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan 1445 H. (foto: ilustrasi/ist)

JAKARTA, iNewsKutai.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi ada potensi perbedaan dalam penetapan 1 Ramadan 1445 H. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan dalam menentukan hilal yakni dengan hisab dan rukyat.

Dilansir dari laman bmkg.go.id, Jumat (23/2/2024), terkait penentuan awal bulan Ramadan 2024, BMKG menyebut ada kemungkinan penetapan 1 Ramadan 1445 H terjadi perbedaan.

BMKG menjelaskan konjungsi geosentrik atau konjungsi atau ijtimak adalah peristiwa ketika bujur ekliptika bulan sama dengan bujur ekliptika matahari dengan pengamat diandaikan berada di pusat bumi.

Peristiwa ini akan terjadi pada Minggu 10 Maret 2024  pukul 09.00.18 UT atau pukul 17.00 WITA yaitu saat nilai bujur ekliptika matahari dan bulan tepat sama 350,280. 

Periode sinodis bulan terhitung sejak konjungsi sebelumnya (awal bulan Syaban 1445 H) hingga konjungsi yang akan datang (awal bulan Ramadhan 1445 H) adalah 29 hari 10 jam 1 menit. Waktu terbenam matahari dinyatakan ketika bagian atas piringan matahari tepat di horizon teramati.

Pada 10 Maret 2024, waktu matahari terbenam paling awal adalah pukul 17.51.17 WIT di Waris, Papua; dan waktu matahari terbenam paling akhir adalah pukul 18.50.44 WIB di Banda Aceh.

"Dengan memperhatikan waktu konjungsi dan matahari terbenam, dapat dikatakan konjungsi terjadi setelah matahari terbenam tanggal 10 Maret 2024 di sebagian wilayah Indonesia," tulis BMKG dalam laporan tersebut.

BMKG juga menampilkan peta ketinggian hilal untuk pengamat di antara 60o LU sampai dengan 60o LS saat matahari terbenam di masing-masing lokasi pengamat di permukaan bumi pada tanggal 10 dan 11 Maret 2024.

Pada peta tersebut ditampilkan ketinggian hilal di Indonesia saat matahari terbenam pada 10 Maret 2024, berkisar antara -0,33o di Jayapura, Papua; sampai dengan 0,87o di Tua Pejat, Sumatera Barat. 

Sementara ketinggian hilal di Indonesia saat matahari terbenam pada 11 Maret 2024, berkisar antara 10,75o di Merauke, Papua; sampai dengan 13,62o di Sabang, Aceh. 

"Secara astronomis pelaksanaan rukyat hilal penentu awal bulan Ramadhan 1445 H bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuannya adalah setelah matahari terbenam tanggal 10 bagi yang di tempatnya konjungsi terjadi sebelum matahari terbenam dan tanggal 11 Maret 2024 bagi yang konjungsinya terjadi setelah matahari terbenam," sambung laporan BMKG.

"Sementara bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal bulan Ramadhan 1445 H, perlu diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat matahari terbenam tanggal 10 dan 11 Maret 2024 tersebut," imbuhnya.

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sebelumnya resmi mengumumkan 1 Ramadan 1445 H jatuh pada 11 Maret 2024. Penetapan mengacu pada hasil hisab hakiki wujudul hilal.

Penetapan ini diumumkan langsung Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Kantor PP Muhammadiyah di Yogyakarta, Sabtu (20/1/2024). 

Wallahu a'lam bisshawab. 

Artikel ini telah tayang di okezone.com

Editor : Abriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut