BADUNG, iNewsKutai.id - Penyebab jatuhnya heli wisata di kawasan Suluban, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Bali masih diselidiki. Namun, fakta di lapangan menunjukkan jika baling-baling terlilit tali layang-layang.
Hal ini diduga kuat mengakibatkan kerusakan pada bagian baling-baling helikopter. Dugaan awal, layang-layang tersebut diterbangkan warga di sekitar lokasi kejadian lalu tersangkut heli..
"Pemicunya baling-baling terlilit tali layangan," kata pemerhati penerbagan Alvin Lie di akun X, dikutip Sabtu (20/7/2024).
Alvin Lie menjelaskan, ada peraturan daerah di Bali mengenai larangan menerbangkan layangan terlalu tinggi. Terutama jika berdekatan dengan kawasan bandara.
"Sudah ada Peraturan Daerah Bali nomor 9 tahun 2000 tentang Larangan Menaikkan Layang-Layang dan Permainan Sejenisnya di Bandara Ngurah Rai," tegasnya.
Sebelumnya, helikopter milik Bali Heli Tour dengan nomor registrasi PK-WSP jatuh di Suluban, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Bali pada Jumat (19/7/2024) sekitar pukul 14.37 WITA.
Helikopter itu lepas landas dari helipad Garuda Wisnu Kencana (GWK) pada pukul 14.33 WITA untuk melakukan tur wisata. Empat menit setelah terbang, helikopter dilaporkan jatuh.
Lima penumpang dan awak heli dilaporkan selamat. Kelimanya yakni Dedi Kurnia, Russel James Harris, Eloira Decti Paskilah, Chriestope Pierre Marrot Castellat, dan Oki.
Hingga Sabtu (20/7) pagi, helikopter nahas tersebut belum dievakuasi karena masih menunggu investigasi dari tim KNKT. Garis polisi melintang menutup akses jalan menuju tebing di kawasan Suluban.
Sejumlah polisi dan anggota TNI berjaga di sekitar TKP sehingga warga tidak bisa dengan leluasa memasuki lokasi jatuhnya helikopter. Terlihat bangkai helikopter masih tergeletak di antara himpitan dua tebing kapur.
artikel ini telah tayang di inews.id
Editor : Abriandi