get app
inews
Aa
Read Next : Ancam Lecehkan Putrinya, Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov Bersumpah Hukum Berat Pasukan Neo Nazi

Pelawak Jadi Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky Disebut Boneka Amerika Melawan Rusia

Rabu, 02 Maret 2022 | 08:00 WIB
header img
Presiden Volodymyr Zelensky disebut boneka Amerika melawan Rusia. (Foto: Reuters)

DAMASKUS, iNewsKutai Amerika Serikat (AS) disebut menjadi aktor utama dibalik konflik Ukraina dengan Rusia. Presiden Volodymyr Zelensky yang notabene hanya mantan pelawak dinilai hanya menjadi boneka untuk mengamankan kepentingan negara Barat di Eropa Timur.

Wakil Menteri Luar Negeri Suriah, Bashar Jaafari mengatakan, Zelesky pada dasarnya bukanlah seorang politikus. Faktanya, presiden Ukraina kelahiran 1978 itu memang tidak memiliki latar belakang karier politik sebelum mengikuti pemilu pada 2019. Zelensky dulunya adalah aktor dan juga pelawak. 

Jaafari menuturkan, Barat menciptakan Zelensky sebagai tokoh politik dan menjadikannya semacam tumbal bagi kepentingan strategis mereka dalam konflik Ukraina dan Rusia. 

“Pendapat pribadi saya adalah, Zelensky tidak berasal dari institusi politik tradisional. Karier politiknya adalah hasil kudeta terhadap Poroshenko (mantan Presiden Ukraina, Petro Poroshenko),” ungkap Jaafari kepada kantor berita Sputnik, Selasa (1/3/2022).

“Dan (Barat) sekarang merusak reputasinya dengan menyeretnya ke dalam konflik dengan Rusia. Pada titik ini, kami mendengar seruannya untuk mengecualikan Rusia dari Dewan Keamanan PBB, seolah-olah kita ini berada dalam film animasi,” kata diplomat Suriah itu. 

Untuk diketahui, Dewan Keamanan PBB dibentuk berdasarkan prinsip-prinsip pemahaman internasional setelah Perang Dunia II. “Dewan itu dibentuk oleh negara-negara yang mengalahkan fasisme, termasuk Rusia,” kata Jaafari.

Dia mengatakan, semasa Perang Dunia II, tentara Uni Soviet berhasil merebut Berlin, ibu kota Jerman yang ketika itu menjadi pusat kubu Nazi. Sementara, negara yang menjadi representasi terbesar Uni Soviet di masa sekarang adalah Rusia.

“(Karena itu) tidak ada yang berhak meremehkan peran Rusia dalam keseimbangan internasional dan menjaga perdamaian serta stabilitas. Bayangkan jika tidak ada Rusia dan China di Dewan Keamanan PBB, berapa banyak perang dan intervensi (oleh Barat) yang akan terjadi,” ucap Jaafari.

Editor : Abriandi

Follow Berita iNews Kutai di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut