JAKARTA, iNewsKutai.id - Pemerintah mengisyaratkan akan menaikkan harga bahan bakar minyak seiring lonjakan harga minyak mentah dunia akibat perang Rusia Ukraina.
Presiden Joko Widodo (Jokowi ) mengungkapkan, saat ini harga minyak dunia sudah menembus angka 115 dollar Amerika Serikat per barel. Kondisi ini menjadi beban bagi keuangan pemerintah untuk melakukan subsidi seiring kenaikan harga tersebut.
Jokowi mengatakan, pemerintah masih bertahan untuk tidak menaikkan harga BBM. Namun, dia mengaku tidak bisa memprediksi hal tersebut bertahan mengingat situasi dunia makin tidak pasti.
"Harga jualnya ke masyarakat sudah naik juga. Kita disini masih nahan-nahan, Bu Menteri (Menteri Keuangan Sri Mulyani), saya nanya gimana bu tahannya sampai berapa hari. Kita nahan-nahan terus," kata Jokowi dalam acara dies natalis ke 46 UNS yang disiarkan secara daring, Jumat (11/3/2022).
Sebelumnya, Pertamina sudah merilis harga baru untuk tiga jenis BBM dengan rentang kenaikan antara Rp500-Rp1000 per liter. BBM yang disesuaikan harganya yakni Pertamax Turbo (RON 98), Dexlite (Cetane Number/CN 51), dan Pertamina DEX (CN 53).
Penyesuaian harga tersebut merupakan yang kedua kali sepanjang tahun ini mengingat sebelumnya Pertamina juga sudah menaikkan harga pada 12 Februari lalu. Sementara untuk BBM jenis pertamax dan pertalite belum ada perubahan.
Selain minyak dunia, muncul lagi saat ini adanya kelangkaan pangan yang berdampak pada harga pangan dunia yang naik. Menurut Jokowi kenaikan harga salah satunya terjadi pada gandum yang berimbas juga karena perang. Sebab hampir 20 persen lebih gandum berasal dari Ukraina dan Rusia.
"Kalau dilihat angka-angka, waduh di Rusia naik 12%, di Amerika naik 6,9%, Turki 55,6%. Alhamdulillah kita masih di angka tiga, tapi sampai kapan kita bisa menahan seperti ini," kata Jokowi.
Kelangkaan lainnya, kata Jokowi, yakni kontainer yang dikarenakan adanya distrupsi sehingga menjadi langka dan akhirnya harga kontainer naik berkali-kali lipat. "Dulu naik dua kali, naik tiga kali, naik empat kali, naik lima kali. Artinya apa? barang-barang logistik sampai ke konsumen pun terbebani oleh harga kontainer yang naik dan juga dibeli lebih mahal. Efeknya kemana-mana," kata Jokowi.
Akibat hal tersebut, beberapa negara mengalami kenaikan inflasi. Jokowi pun berpesan kepada Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dan pihak terkait agar berhati-hati dalam mengelola ekonomi.
"Artinya apa kerja sekarang ini harus kerja detil. Kalau gak detil engga akan menyelesaikan masalah. Untungnya inflasi negara kita masih terkendali dengan baik masih 2,2% coba lihat di Turki 48,7%, di Amerika tadinya dibawah 1% sekarang sudah di 7,5% dan India sudah 6%, Rusia sudah 8,7% tapi enggak hari-hari ini," kata Jokowi.
"Situasi seperti ini di dunia, menurut saya kuncinya adalah kecepatan berubah dan bisa memanfaatkan peluang-peluang yang ada ini yang akan kita lakukan," imbuhnya.
Editor : Abriandi