JAKARTA, iNewsKutai.id - Proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Sepaku, Penajam Paser Utara dinilai tidak memiliki dampak komersial tinggi. Hal ini menjadi salah satu faktor sehingga proyek tersebut masih sepi peminat.
Penilaian tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Next Policy, Fithra Faisal. Dia menyebut, pembangunan megaproyek IKN Nusantara kurang menarik di mata investor. Dia mengacu pada data return of Investment dari projek infrastruktur di seluruh dunia memiliki range antara 15 - 24%.
Fithra menduga, khusus IKN Nusantara, nilanya masih di bawah range tersebut.
Hal ini pula yang diduga menjadi pemicu sehingga SoftBank yang awalnya menyatakan siap melakukan pembiayaan akhirnya menarik diri.
"Proyek pembangunan IKN Nusantara adalah projek kemegahan negara yang tidak memiliki dampak komersial tidak terlalu tinggi. Aspek komersial bisnis itu cukup terbatas, itu saya rasa menjadi pertimbangan berat untuk para investor," jelas Fitra dalam Market Review IDXChanel dikutip Rabu (30/3/2022).
"Saya tidak terkejut ketika soft bank menarik diri, karena memang ini projek yang tidak terlalu menguntungkan," ujarnya.
Selain masalah nilai komersial yang rendah, banyak investor memperhatikan aspek sustainability dan green econony yang berkaitan dengan penanggulangan krisis iklim.
"IKN ini dibangun di tengah hutan, oke itu konsepnya adalah green, tetapi kan ketika dibangun di tengah hutan, berartikan ada hutan yang dipangkas, ini juga menjadi concern sebagian besar investor," sambungnya.
Sedikit atau banyak menurutnya Indonesia akan kehilangan fungsi hutan Kalimantan sebagai paru-paru dunia. Hal tersebut disebabkan oleh penebangan pohon untuk pembangunan.
"Jadi potensi masuk sini juga masih terbatas, kita sudah ke Arah atau segala macam, tapi belum ada komitmen apa-apa," pungkasnya.
Editor : Abriandi