WASHINGTON, iNewsKutai.id - Keputusan Slovakia mengirimkan rudal pertahanan S-300 ke Ukraina ternyata menimbulkan kekhawatiran akan menimbulkan reaksi keras dari Rusia. Perdana Menteri Slovakia Eduard Heger buru-buru melakukan klarifikasi dan menyatakan tidak ingin terlibat konfrontasi dengan Kremlin.
Jauh sebelum pengiriman rudal S-300 tersebut, Rusia sudah berkali-kali menegaskan pengiriman senjata ke Ukraina hanya akan memperpanjang konflik Kremlin juga menyatakan akan merespons keras setiap tindakan pengiriman senjata
ke Ukraina.
Eduard Heger dalam postingan di Facebook menegaskan jika pengiriman S-300 ke Ukraina bukan berarti negara anggota NATO ingin melawan Rusia. Dia menjelaskan, pengiriman itu sebagai keputusan bertanggung jawab selama persenjataan tersebut hanya bersifat bertahan.
Slovakia sebelumya bersedia mengirimkan rudal pertahanan ke Ukraina setelah Amerika Serikat (AS) berjanji menggantinya dengan sistem pertahanan Patriot. Rudal S-300 merupakan warisan era Uni Soviet dan terbilang sudah uzur.
Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden menyampaikan terima kasih kepada Slovakia karena mau memberikan persediaan S-300 ke Ukraina. Menurut dia, rudal itu merupakan permintaan Presiden Ukraina Zelensky untuk menghadapi serangan udara Rusia.
“Sesuatu yang secara pribadi disampaikan oleh Presiden Zelensky kepada saya dalam percakapan kami,” kata Biden.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan rudal Patriot akan dikirim lagi ke Slovakia dalam beberapa hari mendatang. Dia menegaskan sejauh ini keputusan untuk menyediakan sistem pertahanan di Slovakias masih bersifat sementara, bukan permanen.
Pemerintah AS masih berkonsultasi dengan Slovakia mengenai solusi pertahanan udara lebih permanen. Meski demikian Austin setuju pengerahan rudal sistem pertahanan Patriot sejalan dengan upaya AS untuk meningkatkan pertahanan udara negara-negara NATO.
Editor : Abriandi