get app
inews
Aa Read Next : Ancam Lecehkan Putrinya, Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov Bersumpah Hukum Berat Pasukan Neo Nazi

Duduki Pinggiran Kota Sievierodonetsk, Militer Rusia Semakin Dekat Rebut Luhansk

Senin, 30 Mei 2022 | 21:40 WIB
header img
Tentara Rusia mulai memasuki pinggiran Kota Sievierodonetsk, Luhansk. (Foto ilustrasi/REUTERS)

KIEV, iNewsKutai.id - Misi Rusia merebut Luhanks menunjukkan kemajuan berarti. Tentara Beruang Merah mulai memasuki pinggiran Kota Sievierodonetsk setelah terlibat pertempuran sangat sengit dengan tentara Ukraina, Senin (30/5/2022).

Sievierodonetsk merupakan salah satu kota penting di Luhansk yang menjadi pusat administrasi pemerintahan. Dalam beberapa hari terakhir, pasukan Rusia menggempur Sievierodonetsk habis-habisan untuk mendesak tentara Ukraina mundur. 

Gubernur Luhansk Serhiy Gaidai mengatakan, pasukan Rusia merangsek maju ke pinggiran tenggara dan timur laut Sievierodonetsk. Namun dia menegaskan tentara Ukraina berhasil mendorong pasukan Rusia keluar dari Desa Toshkivka ke selatan. 

"Merebut Sievierodonetsk merupakan tugas mendasar bagi penjajah. Kami melakukan semua yang bisa untuk menahan kemajuan (Rusia)," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dalam pidatonya di televisi. 

Sekadar diketahui, invasi yang disebut Rusia operasi militer khusus memang fokus untuk merebut Luhansk dan Donetsk. Dua wilayah tersebut sudah memproklamirkan diri sebagai wilayah bebas dan terpisah dari Ukraina.

Hal ini pula yang membuat militer Rusia fokus mengerahkan pasukan di kedua kota tersebut. Volodymyr Zelensky mengatakan, akibat gempuran tersebut, 90 persen bangunan Sievierodonetsk rusak serta lebih dari dua per tiga perumahan hancur total.

Sementara itu para pemimpin Uni Eropa dijadwalkan bertemu pada Senin dan Selasa guna membahas paket sanksi terbaru untuk Rusia, termasuk embargo minyak. Namun tampaknya embargo minyak tak akan berjalan mulus karena mendapat penolakan dari Hongaria. 

Hongaria tidak bisa menghentikan pasokan minyak Rusia yang mengirim melalui pipa besar Druzhba era Uni Soviet. Menteri Perekonomian Jerman Robert Habeck mengungkapkan kekhawatiran bahwa Uni Eropa bisa terpecah.

Sebuah draf mengungkap, para pemimpin Uni Eropa pada prinsipnya bersedia menyepakati embargo minyak Rusia. Namun untuk sementara ini mereka belum bisa satu suara. 

"Kita belum sampai ke sana. Tapi saya yakin setelah ini akan ada kemungkinan," kata Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, dikutip dari Reuters.

Editor : Abriandi

Follow Berita iNews Kutai di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut