Terseret Arus Sungai Karang Mumus, Bocah 11 Tahun Tewas Tenggelam

SAMARINDA, iNewsKutai.id - Sungai Karang Mumus Kota Samarinda kembali makan korban. Yogi, seorang bocah berusia 11 tahun tewas tenggelam saat berenang bersama teman-temannya di sungai tersebut, Sabtu (11/6/2022).

Warga Jalan Belibis Gang 5, Kota Samarinda itu diduga terseret arus dan tidak mampu kembali berenang ke tepi. Tim SAR yang diterjunkan menemukan jenazah korban tersangkut di batang pohon di lokasi sekitar tempat mereka berenang.

Baca Juga

Kebut Proyek Penanggulangan Banjir Samarinda, Pemkot Bongkar Jembatan Gang Nibung

Berdasarkan keterangan saksi Okta (11) dan Aditia Anugrah (11), awalnya korban bersama 10 rekannya berenang di dekat penampungan pasir di Jalan AM Sangaji RT 02 sekitar pukul 12.30 WITA.

Diduga keasyikan berenang, korban bersama satu rekannya Rizki berenang ke tengah sungai hingga akhirnya terseret arus sungai. "Mereka berenang ke tengah sungai dan terseret arus. Tidak bisa berenang lagi ke tepi," jelas Okta.

Beruntung, Rizki berhasil diselamatkan oleh Okta. Sementara korban tidak dapat ditarik karena kembali tenggelam. Melihat Yogi tenggelam, rekan-rekannya kemudian meminta pertolongan warga dan orang tua korban.

Baca Juga

Hijaukan Sempadan Sungai Karang Mumus, Pemkot Samarinda Tanam 222 Pohon

Tim SAR Samarinda bersama unsur penanggulangan bencana kemudian melakukan pencarian di lokasi korban tenggelam. Sejumlah perahu karet diterjunkan termasuk milik Kodim 0901/Samarinda membuat pusaran air dengan harapan korban segera mengapung.

Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Tim SAR kemudian mengerahkan penyelam untuk melakukan pencarian di dasar sungai. Hasilnya, jenazah korban ditemukan di dasar sungai tersangkut batang pohon di sekitar lokasi korban berenang.

"Korban ditemukan pukul 15.40 WITA oleh tim penyelam Basarna tersangkut batang kayu tepat di bawah korban berenang kondisi meninggal dunia. Korban sudah dibawa ke RS Abdul Wahab Syahranie untuk dilakukan pemeriksaan," jelas Babinsa Koramil 02/Sungai Pinang Serda Wayan.

Editor : Abriandi