Untuk sementara, kata dia, pasokan ternak sapi mengandalkan kiriman dan NTB untuk sapi bibit, kemudian sapi potong dari NTT dan Sulawesi. Wilayah tersebut saat ini masih dinyatakan zona hijau PMK dan LSD.
Dia menambahkan, peternakan di Kaltim memang mengalami dinamika yang berkembang. Hal ini tidak lepas dari tingginya kebutuhan akan daging dan produksi lokal belum mencukupi.
"Kita sangat butuh yang namanya daging, baik itu daging merah dari sapi, kerbau, kambing dan sebagainya maupun daging putih dari unggas beserta telur," terang Fahmi.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait