PALU, iNewsKutai - Buaya berkalung ban di Kota Palu yang menjadi sorotan termasuk dari pemerhati hewan internasional sejak 2016 lalu, akhir terbebas dari roda sepeda motor. Penghuni Sungai Palu itu kembali dilepasliarkan oleh warga setelah ban di lehernya dilepas.
Penakluknya adalah Hili, seorang pemerhati binatang dari Sragen, Jawa Tengah. Rasa kasihan dengan penderitaan buaya yang tumbuh semakin besar mendorongnya datang ke Kota Palu pada Januari lalu.
Baca juga: Pawang Asal Australia Gagal, Sendirian Warga Palu Taklukkan Buaya Berkalung Ban Bermodal Umpan Ayam
“Saya datang ke sini karena merasa kasihan. Sebab, selama bertahun-tahun, buaya tersebut terililit ban dan tidak bisa dilepaskan," jelas Hili.
Ya, Hili datang bukan karena tertarik sayembara yang digelar Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah untuk melepaskan ban di leher buaya tersebut.
Dua ahli buaya Australia, Matthew Nicolas Wright dan Chris Wilson bahkan pernah datang ke Palu untuk menangkap buaya tersebut. Mereka datang setelah mengetahui adanya buaya berkalung ban namun kemudian pulang dengan tangan hampa.
Sebelum menangkap buaya tersebut, Hili mempelajari gerak-geriknya setiap hari selama tiga minggu lamanya. Dia kemudian mencoba memberikan umpan ayam setiap sore namun tidak pernah dimakan sang buaya.
Pada Senin (7/2/2022), umpan yang terikat di batang kayu besar di pinggir Sungai Palu akhirnya disambar. Kesempatan itu tak disia-siakan hili yang hanya bermodalkan bambu dan tali untuk mengamankan reptil berbahaya tersebut.
“Yang jerat saya sendiri, tapi saya minta bantuan warga untuk angkat ke darat. Mungkin ada 50 orang yang bantu angkat. Sudah tiga kali buaya ban ini lolos dari jeratku. Beruntung hari ini berhasil,” katanya.
Hili pecinta hewan ini berhasil menangkap buaya berkalung ban setelah memasang jerat yang dia buat sendiri dengan menggunakan tali dengan seekor ayam. Dia dibantu oleh warga setempat berhasil mengangkat dan melepas ban dengan menggunakan gergaji.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait
