Pada saat penyerangan Kerajaan Wajo terhadap Benteng Ford Roterdam (di Ujung Pandang) pada 1739, Adji Muhammad Idris dengan gagah berani ikut dalam penyerangan tersebut.
Sultan Adji Muhammad Idris pada 1739 wafat setelah kuda yang ditumpanginya terperosok masuk lubang jebakan yang dibuat oleh suruhan Aji Kado dan Kerajaan Gowa Tallo sehingga beliau tidak dapat tertolong.
Menjelang ajalnya Sultan Adji Muhammad Idris menitipkan keris Buritkang (pusaka Kerajaan Kutai) kepada La Barru dan berpesan agar keris tersebut disampaikan kepada Adji Puteri Agung di tanah Kutai, puteranya yang berhak menjadi raja.
Sultan Adji Muhammad Idris kemudian tercatat dalam catatan lama di Sulawesi Selatan dengan gelar darise Daenna Parasi Petta Kutai Petta Matinro Ri Kawannesulta.
Untuk diketahui ditetapkannya Sultan Aji Muhammad Idris ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Joko Widodo pada hari pahlawan yang jatuh pada 10 November 2021 di Istana Bogor.
Sultan Aji Muhammad Idris merupakan Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang ke-14 dimakamkan di Komplek Makam Pahlawan Nasional Lamaddukelleng yang terletak sekitar 200-an meter arah selatan Lapangan Merdeka di Kota Sengkang Ibukota Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan.
Putra mahkota beliau yaitu Aji Imbut yang dikenal juga sebagai pendiri Kota Tenggarong meneruskan tahta beliau dan memindahkan kerajaan dari Kutai Lama ke Tangga Arung Tenggarong.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta