JAKARTA, iNewsKutai.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyalurkan bantuan sosial (bansos) beras 10 kilogram (kg) bagi 21,32 juga kepala keluarga penerima manfaat di seluruh Indonesia.
Bantuan yang berasal dari beras cadangan pemerintah sebanyak 640.000 ton itu diharapkan bisa mengendalikan harga yang merangkak naik. Peluncuran bantuan pangan ini dilakukan di Gudang Perum Bulog DKI Jakarta dan Banten, Senin (11/9/2023).
Dalam peluncuran bansos beras tahap kedua tersebut, Jokowi terlebih dahulu mengecek ketersediaan beras di Gudang Bulog DKI Jakarta dan Banten. Jokowi juga mengecek stok beras di Gudang Dramaga, Kabupaten Bogor.
Jokowi kemudian menyambangi warga penerima bantuan pangan yang juga berada di lokasi serupa. Sejumlah menteri terlihat mendampingi kepala negara seperti Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, dan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg).
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi sebelumnya menjelaskan jika Perum Bulog dan kementerian terkait sudah melaksanakan rapat terbatas (ratas) bersama dengan Presiden Jokowi.
Arief mengatakan, bansos beras untuk 21,35 juta KPM harus segera disalurkan karena produksi beras di tingkat petani mengalami penurunan signifikan dalam tiga bulan terakhir.
"Jika memang gabah kering panen itu kurang, kita akan lakukan intervensi lebih awal," jelas Arief beberapa waktu lalu.
Dia memastikan Bulog memiliki stok cadangan beras pemerintah (CBP) sebesar 1,6 juta ton. Sebanyak 640.000 ton di antaranya digunakan pemerintah untuk menyalurkan bantuan sosial, sehingga masih tersisa 1,2 juta ton.
"Kalau cadangan kita 1,6 juta ton, berarti masih ada 1,2 juta ton, masuk lagi 400.000 ton (beras impor), berarti kita punya 1,6 juta ton lagi, jadi kita selalu top up ya, stok Bulog itu kita naikan stoknya," tuturnya.
Editor : Abriandi