JAKARTA, iNewsKutai.id - Pemerintah membuka peluang menurunkan harga pertalite. Namun, ada syarat mutlak yang menjadi indikator penting untuk menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi tersebut.
Harga pertalite saat ini masih tetap pada angka Rp10.000 per liter. Tidak ada perubahan meski harga minyak mentah dunia berada pada kisaran 70 dollar Amerika Serikat (AS) per barel.
Hal ini berdampak pada perubahan harga BBM nonsubsidi seperti pertamax yang sudah beberapa kali mengalami penyesuain tarif.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Energi Sumber Daya Minera (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan jika pemerintah siap menurunkan harga pertalite. Namun, penurunkan harga baru bisa dilakukan jika minyak mentah menembus angkap 60 dolar AS per barel.
"Harga pertalite bisa turun seperti dulu kalau harga minyak mentah dunia di bawah 60 dolar AS," jelasnya Arifin Tasrif dalam keterangannya, Jumat (8/12/2023).
Arifin menyebutkan, harga keekonomian Pertalite saat ini masih ada selisih dengan harga yang dijual di pasaran. "Iya, masih ada selisih harga keekonomian," imbuh Arifin.
Berdasarkan data Bloomberg akhir pekan ini, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Januari 2024 terpantau menguat 1,50% ke level 70,38 dolar AS per barel.
Sementara harga minyak patokan Brent kontrak Februari 2024 terpantau menguat 0,51% atau 0,38 poin ke level 74,68 dolar AS per barel. Harga minyak mentah WTI kemarin sempat berada di bawah 70 dolar AS per barel.
Kemudian harga minyak mentah Brent naik tipis menuju 75,25 dolar AS per barel setelah merosot 11%, dalam serangkaian kerugian terpanjang sejak Februari 2023.
Editor : Abriandi