MOSKOW, iNewsKutai.id - Militer Ukraina mulai kehabiasan akal untuk melawan pasukan Rusia. Terbaru, Kiev memutuskan merekrut pecandu narkoba untuk dijadikan tentara.
Tidak hanya pemadat, militer Ukraina juga mengeluarkan kebijakan wajib militer yang juga berlaku bagi penderita HIV, tuborcolosis (TBC), bahkan kanker.
Kementerian Pertahanan Ukraina juga memberlakukan pendekatan yang sama terhadap warganya yang mengalami gangguan kejiwaan. Para penderita skizofrenia atau gangguan kejiwaan berat bisa melakukan tugas non-tempur.
Perekrutan pecandu narkoba dan orang sakit menjadi tentara tertuang dalam draf peraturan baru yang dirilis Kementerian Pertahanan (Kemhan) Ukraina pada Jumat (3/5/2024). Hal ini dilakukan untuk menutupi kekurangan tentara melawan Rusia.
Draf tersebut menghapus 'kelayakan sebagian' sehingga memasukkan kalangan yang sebelumnya boleh menghindari wajib militer. Mereka akan menjalani pemeriksaan medis untuk menentukan tingkat keparahannya.
Dalam draft baru tersebut, penderita HIV, TBC, dan sakit kanker tidak harus dikirim ke garis depan, melainkan sebagai pendukung.
Namun, jika hasil pemeriksaan medis menunjukkan dianggap kuat dan memenuhi syarat, mereka akan dikirim ke medan perang berhadapan dengan pasukan Rusia.
Ini juga berlaku bagi penderita kanker dan HIV. Tingkat keparahan mereka akan menjadi evaluasi medis untuk penempatan tugas.
Presiden Volodymyr Zelensky sebelumnya mengklaim kehilangan 31.000 tentara sejak perang dengan Rusia pecah ada 24 Februari 2022.
Angka itu berbeda jauh dari data Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu yang menyebut 111.000 tentara Ukraina tewas sepanjang tahun ini saja. Angka itu termasuk tentara bayaran atau pejuang bersenjata.
Militer Ukraina menargetkan ratusan ribu personel tambahan untuk merotasi tentara yang kelelahan di garis depan.
artikel ini telah tayang di inews.id
Editor : Abriandi