get app
inews
Aa Read Next : Ancam Lecehkan Putrinya, Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov Bersumpah Hukum Berat Pasukan Neo Nazi

Profil Pasukan Khusus Rusia, Spetnaz: Spesialis Sabotase,Warisan Uni Soviet untuk Melawan NATO

Sabtu, 26 Februari 2022 | 14:03 WIB
header img
Pasukan Khusus Rusia, Spetnaz turut dikerahkan dalam invasi ke Ukraina. (foto: reuters)

JAKARTA, iNewsKutai - Rusia tidak hanya mengerahkan pasukan reguler dalam invasi ke wilayah Ukraina. Presiden Vladimir Putin juga dikabarkan mengerahkan pasukan khusus Spetnaz untuk melakukan sabotase di sejumlah fasilitas penting Ukraina.

Laporan ini dikuatkan pejabat keamanan Amerika Serikat (AS) yang mendapatkan informasi intelijen jika Spetnaz sudah beroperasi di ibu kota Ukraina, Kiev. Apalagi, pasukan ini memiliki spesialisasi membuka jalan pasukan reguler memasuki wilayah musuh. 

Lantas apa itu Spetsnaz? Pasukan ini tidak berdiri sendiri. Mereka merupakan unit operasi khusus militer Rusia yang anggotanya terdiri atas prajurit Angkatan Laut, pasukan Lintas Udara, bahkan angota intelijen FSB (sebelumnya KGB). Namun ada juga yang mengacu pada unit operasi khusus GRU atau badan intelijen militer Rusia.

Rusia sebenarnya memiliki beberapa satuan elite, seperti pasukan terjun payung ke-45 Resimen Garda Pengintai Independen dan pasukan antiteror Al'fa, namun Spetsnaz atau Spetsial'noe Naznacheniya atau Penunjukan Khusus, tetap menjadi pasukan elite utama.

Mereka sebenarnya bagian dari intelijen militer, meski Spetsnaz dianggap sebagai aset strategis. Para personelnya kerap juga dipinjamkan ke komando teritorial untuk penempatan operasional di masa perang.

Spetsnaz awalnya dibentuk di masa Uni Soviet pada Perang Dingin sebagai aset strategis yang dapat ditempatkan jauh di belakang garis Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), terutama menargetkan senjata nuklir taktis dan struktur komando.

Karena itu, para prajuritnya wajib memiliki kemampuan intelijen karena umumnya misi mereka masuk diam-diam melalui darat, udara, atau laut, serta menjadi pengintai sekaligus penyerang. 

Sejumlah front pernah menjadi medan tempur Spetnaz. Mulai dari perang Afghanistan (1979–1989), perang Chechnya (1994–1996) dan 1999–2009), serta yang terjadi belum lama ini termasuk Georgia (2009), Krimea (2014), intervensi Donbass (2014–sekarang), dan Suriah (2015–sekarang). 

Diperkirakan anggota Spetsnaz saat ini sebanyak 17.000 personel, meski angka tersebut dinamis. Karena fleksibilitas dan kapasitasnya untuk dikerahkan dengan cepat dan dalam, Spetsnaz menjadi ujung tombak untuk misi membuka jalan bagi pasukan lain di belakang. 

Mereka melakukan pengintaian, sabotase, dan menjamin keamanan rute bagi pasukan reguler yang jumlahnya lebih besar. Seperti pasukan elite lain, para personel Spetsnaz juga bisa melakukan serangan mematikan dengan mengandalkan kecepatan serta kemampuan tak terdeteksi. 

Keandalan pasukan Spetsnaz juga diakui Mark Giaconia, seorang personel pasukan elite Angkatan Darat (AD) Amerika Serikat (AS) atau biasa disebut Baret Hijau, seperti dikutip dari situs Military. Saat itu kedua pasukan elite bekerja sama menjalankan misi di negara Kosovo. 

Giaconia mengatakan, saat konflik Kosovo-Serbia, misi Spetsnaz adalah mengganggu pergerakan pemberontak UCPMB Albania di daerah tersebut. Selama 6 bulan, dia dan pasukan Rusia berpatroli di hutan dan pegunungan sekitar Kosovo. 

Pada suatu kesempatan, kata Giaconia, para personel Spetsnaz unjuk kekuatan sehingga dia mengetahui kemampuan taktis mereka. Itu merupakan pengalaman pertamanya bekerja sama dengan pasukan Rusia. 

Bahkan secara umum, konflik Kosovo-Serbia menjadi sejarah untuk pertama kalinya pasukan elite dua negara yang berseteru menjalankan misi bersama. Giaconia mengumpulkan pengalamannya menjalankan misi di Kosovo dalam buku berjudul, 'One Green Beret: Bosnia, Kosovo, Iraq, and beyond: 15 Extraordinary years in the life - 1996-2011'.

Meski demikian Spetsnaz juga punya kelemahan. Letak kelemahan mereka justru pada kemampuan dalam bergerak cepat dan siluman. Begitu musuh mengetahui pergerakan mereka lalu memutusnya, ini bisa menjadi malapetaka. 

Dalam kasus pencaplokan Semenanjung Krimea, peran mereka dengan cepat digantikan oleh pasukan mekanis reguler dari Batalyon Infanteri Independen ke-727 Angkatan Laut, Brigade Artileri ke-291, dan Brigade Senapan Motor Independen ke-18. 

Alasan penggantian tersebut lantaran pasukan Ukraina melancarkan respons cepat terhadap Spetsnaz. Bukan hanya itu Ukraina ternyata memiliki pasukan bela diri lokal yang beraneka ragam yang militan dan sulit dilawan. 

Pada perang di Donbass sejak 2014, Spetsnaz dikerahkan untuk berbagai peran, seperti pengintaian medan perang dan dukungan tempur. Namun dalam beberapa kasus mereka juga menjalankan misi politik.  

Mereka dituduh berada di balik pembunuhan beberapa komandan milisi lokal Donbass, namun kematian mereka menjadi bumerang bagi pemerintah Ukraina. 

Editor : Abriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut