get app
inews
Aa Read Next : Jadi Korban Malapraktik saat Disunat, Alat Kelamin Bocah 9 Tahun Cacat hingga Sulit Kencing

Dokter Residen Spesialis Anastesi Universitas Diponegoro Tewas, Curhat Tak Tahan Dibully Senior

Kamis, 15 Agustus 2024 | 09:31 WIB
header img
Residen Spesialis Anastesi Universitas Diponegoro (Undip) berinisial ARL (30) diduga bunuh diri karena tak tahan dibully senior. (foto: ilustrasi/ist)

SEMARANG, iNewsKutai.id - Residen Spesialis Anastesi Universitas Diponegoro (Undip) berinisial ARL (30) ditemukan tewas di kamar kos di wilayah Lempongsari, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (12/8/2024).

Korban diduga menyuntikkan obat penenang ke dalam tubuhnya. Dugaan kuat, korban nekat bunuh diri lantaran tidak tahan dibully atau dirundung selama menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). 

Dugaan ini diperkuat dengan temuan buku harian korban di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Korban berkeluh kesah dengan beban kerja menjadi residen di RSUP Dr Kariadi Semarang dan menyinggung urusan dengan seniornya.  

"Dari keterangan ibunya korban sudah minta resign, sudah curhat. Kedua (penyebab) mungkin menghadapi seniornya, kan perintahnya sewaktu-waktu, minta ini, itu, ini, itu, keras," ungkap Kapolsek Gajahmungkur Kompol Agus Hartono, Rabu (14/8/2024).

Dia menjelaskan, korban ARL ditemukan tewas di dalam kamar kos yang terkunci dari dalam. Penemuan berawal saat kekasih korban berulang kali menelepon namun tidak ada respons.

Dia kemudian meminta tolong rekannya yang ada di Semarang untuk mengecek kos korban lainnya di wilayah Tembalang yang ditemukan dalam kondisi kosong. 

Mereka kemudian menuju kos di Lempongsari. Kekasih korban bersama ibu kos mencoba membuka pintu dengan kunci cadangan tapi gagal. Tukang kunci kemudian dipanggil sehingga pintu kamar kos bisa terbuka.

"Saat ditemukan wajah korban biru-biru sedikit sama pahanya, seperti orang tidur, posisi miring,” ucapnya.

Dari hasil olah TKP yang melibatkan dokter, korban diduga meninggal karena obat penenang yang disuntikkan di tubuh korban.

“Saya nggak bisa ngomong (menyimpulkan), yang menjelaskan dokter. Keterangannya itu obat pelemas otot tapi seharusnya lewat infus,” katanya.

Editor : Abriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut