get app
inews
Aa Read Next : Nilai Komersial Rendah Diduga Jadi Alasan Megaproyek IKN Nusantara Sepi Peminat

Olah Limbah Makanan Jadi Kompos, Pemkot Samarinda Jajaki Kerja Sama dengan Perusahaan Australia

Rabu, 09 Maret 2022 | 07:36 WIB
header img
Ilustrasi limbah makanan diubah menjadi pupuk kompos. (Foto: NYT)

SAMARINDA, iNewsKutai.id - Perusahaan asal Australia menawarkan pengolahan limbah makanan di Kota Samarinda menjadi pupuk kompos. Selama ini, mayoritas sampah makanan tersebut berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).

Tawaran tersebut disampaikan langsung manajemen perusahaan wasteplant tersebut kepada Wali Kota Andi Harun dalam pertemuan di Anjungan Karamumus Balai Kota Samarinda, Selasa (2/3/2022).

“Sebenarnya metode yang ditawarkan ini bagian dari kampanye meminimalkan penggunaan pupuk kimia yang selama ini banyak digunakan dalam dunia pertanian. Jadi kalau menggunakan pupuk kompos hasil daur ulang dari limbah makanan tentu lebih banyak manfaatnya, khususnya dari segi kesehatan karena hasil pertanian menjadi lebih baik dan sehat pastinya,” kata Wali Kota.

Wasteplant sendiri merupakan perusahaan yang berfokus kepada pembuatan sistem daur ulang limbah makanan yang berbasis edukasi untuk dijadikan pupuk organik. Hasil dari daur ulang limbah makanan ini akan ditanam dan diproses untuk menghasilkan pupuk cair yang berguna untuk perkebunan dan pertanian. 

Wali Kota berharap, dalam kerja sama nanti setidaknya ada lahan pertanian yang menjadi percobaan hasil dari daur ulang limbah makanan sebelum digunakan secara luas.

“Kalau program ini berhasil tentunya sangat berguna bagi dunia pertanian di Samarinda, selain sampahnya tertata bersih karena termanfaatkan untuk pupuk.
Pastinya membantu para petani untuk menghasilkan tumbuhan yang sehat,” ungkapnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kota Samarinda, Nurrahmani menegaskan akan segera menindaklanjuti arahan Wali Kota terkait membangun pilot project kerja sama dengan perusahaan Wasteplant tersebut.

Menurutnya, jumlah limbah sampah yang dibutuhkan oleh perusahaan Australia tersebut tidak terlalu besar dan bisa dipenuhi. 

“Jadi kalau kebutuhannya 30 ton perhari sebenarnya tidak sulit, karena sampah yang dihasilkan warga Samarinda perharinya mencapai 500 ton dan 50 persennya adalah sampah organik, jadi tinggal dipilah saja limbah yang dibutuhkan nanti,” ungkapnya.

Editor : Abriandi

Follow Berita iNews Kutai di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut