get app
inews
Aa Read Next : Nilai Komersial Rendah Diduga Jadi Alasan Megaproyek IKN Nusantara Sepi Peminat

Kisah Perjuangan 40 Sahabat Nabi di Rusia: Syahid dalam Pertempuran, Jasadnya Utuh Beraroma Mawar

Sabtu, 12 Maret 2022 | 09:49 WIB
header img
Makam 40 sahabat Nabi Muhammad SAW di Daegstan, Rusia. (foto: russia beyond)

DAGESTAN, iNewsKutai.id - Rusia dan penyebaran agama Islam sangat sulit dipisahkan. Di Dagestani misalnya yang mayoritas penduduknya adalah muslim percaya jika Islam telah masuk ke negerinya pada era Khalifah Umar bin Khattab.

Keyakinan itu mengacu pada makam 40 sahabat Rasulullah SAW atau Kyrkhlyar yang disebut sudah ada sejak tahun 642-643 M. Dikisahkan, pada suatu hari, tepatnya pada tahun 640 M, Khalifah Umar bin Khattab memerintahkan Komandan Suraqah bin Amr untuk pergi ke Bab al-Abwab (Derbent). 

Mengikuti perintah sang khalifah, detasemen Abd ar-Rahman bin Rabiah, yang merupakan bagian dari unit Suraqah bin Amr, mendekati Derbent pada tahun 642-643. Mereka menghadapi orang-orang Khazar yang merebut Derbent pada tahun 630-an. 

Orang-orang Khazar adalah bangsa nomaden, sekutu penting Kekaisaran Byzantium dalam menghadapi Kekaisaran Sassania, kekaisaran Persia pra-Islam terakhir.  Kala itu pasukan Khazar memiliki lebih dari 30 ribu tentara, sementara pasukan Muslim hanya berjumlah 4000 tentara dengan 40 sahabat nabi atau Ashab memimpin di baris depan. 

Menurut sejarawan Persia seperti ath-Thabari, kedua belah pihak dalam pertempuran menggunakan ketapel satu sama lain. Pertempuran itu berlangsung selama enam hari dan menewaskan 20 ribu kafir Khazar dan 40 orang prajurit Muslim. 

Setelah syahidnya para Ashab, termasuk Abd ar-Rahman bin Rabiah dan saudaranya, Salman ibn Rabiah, terjadi keajaiban besar. Untuk lebih mempermalukan musuh, bangsa Khazar melarang penguburan tubuh keempat puluh jasad Ashab itu. 

Tak lama, bencana dan penyakit melanda seluruh daratan Khazar. Para tetua kemudian mengatakan bahwa wabah dan bencana tak akan usai sampai mereka menguburkan jasad para Ashab dengan hormat dan layaknya para pejuang.

Akhirnya, orang-orang Khazar menghampiri lokasi jasad 40 Ashab, tetapi kemudian terkejut karena tubuh mereka tak membusuk, justru mengeluarkan aroma mawar yang harum. Alhasil, orang-orang Khazar yang melihat peristiwa ini memutuskan memeluk Islam. 

Dengan demikian, sekalipun kalah, agama Allah berhasil ditegakkan. Dan makam Makam 40 Sahabat Rasulullah atau Kyrkhlyar itu sampai kini menjadi tempat yang disucikan. Menurut Russia Beyond, permakaman ini termasuk dalam daftar situs yang dilindungi negara. Makam ini tak hanya dihormati sebagai tempat suci umat Islam di Derbent, juga di seluruh wilayah Kaukasus Utara. 

Banyak muslim secara khusus datang ke sini untuk berziarah. 40 Orang Suci Kisah di era Khalifah Umar bin Khattab tersebut masih ada yang meragukan kesahihannya. Seorang peneliti menyebut Kyrkhlyar bukan makam sahabat nabi, melainkan makam prajurit Muslim di era Dinasti Seljuk pada tahun 1071. 

Mereka adalah para pemimpin detasemen Ghazi. Cendekiawan Moldavia Dimitrie Cantemir, yang pada awal abad ke-18 mempelajari barang-barang antik Derbent secara menyeluruh, mencatat legenda pertalian asal-usul pekuburan ini dengan Oghuz Turk, sebuah bangsa Turk barat. 

Legenda ini juga dikutip oleh Adam Olearius. Ilmuwan Jerman itu melaporkan bahwa “40 pangeran, orang-orang suci” dikubur di permakaman, yang “dipimpin oleh seorang raja bernama Kassan, yang berasal dari bangsa Okus (maksudnya Oghuz -red.)”. 

AK Alikberov, penulis buku "Kenangan Sejarah dan Identitas Rusia di Kaukasus Utara", mendukung pendapat ini dan menafsirkan permakaman Kyrkhlyar sebagai pekuburan “para pemimpin detasemen Ghazi, yang disebut sultan semasa Dinasti Seljuk sebagai bentuk penghormatan”. 

Maknanya, secara historis hanya mungkin terjadi pada sepertiga terakhir abad ke-11 di bawah kepemimpinan gubernur-gubernur Seljuk, Yagma dan Sau-Tegine, ketika Derbent menjadi pos terdepan Kesultanan Seljuk di wilayah Kaukasus. 

MS Gadzhiev, seorang doktor ilmu sejarah dan pengarang buku Kota Kuno Dagestan: Pengalaman Analisis Historis-Topografi dan Sosial-Ekonomi, menulis bahwa epigrafi (tulisan kuno) yang ditemukan pada sarkofagus serupa berfungsi sebagai referensi penanggalan tambahan untuk menentukan waktu kemunculan Kyrkhlyar. 

Berdasarkan hasil penelitian, semuanya dibuat dengan gaya yang sama: kaligrafi Kufi dengan ornamen “berbunga” yang terlihat dengan jelas. Ini semua merupakan ciri khas zaman Seljuk. Nisan paling awal dengan bentuk semacam ini, biasanya berasal dari abad XI—XII, berdasarkan kalender 469 Hijriyah (tahun 1076—1077 Masehi), ditemukan pada nisan di sektor selatan tanah pemakaman Derbent. 

Oleh karena itu, Kyrkhlyar merupakan makam para pemimpin pasukan “pejuang akidah” atau Ghazi yang diberi gelar sultan semasa Kesultanan Turki Seljuk, bukan makam sahabat-sahabat Rasulullah.

Editor : Abriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut