get app
inews
Aa Read Next : Pasukan Israel Serbu RS al-Shifa Jalur Gaza, Nyawa Ratusan Pasien Terancam

Perang Drone Tempur, Rusia Operasikan UAV Forpost-R Buatan Israel untuk Lawan Bayraktar TB-2 Ukraina

Jum'at, 18 Maret 2022 | 10:02 WIB
header img
Rusia menunjukkan keandalan drone tempur Inokhodets menembak kendaraan lapis baja Ukraina. (Foto.Telegram Kemhan Rusia)

MOSKOW, iNewsKutai.id - Superioritas drone Bayraktar TB-2 dalam menghancurkan target militer Rusia perlahan sirna. UAV buatan Turki yang sempat menjadi andalan Ukraina itu kini tak lagi bergigi.

Usut punya usut, Rusia turut mengerahkan senjata serupa yakni drone taktis Forpost-R yang aslinya buatan Israel. Pesawat tanpa awak itu tidak hanya bisa digunakan untuk misi serangan udara namun juga pengintaian.

Salah satu bukti ketangguhan drone berbasis UAV Searcher II Israel itu yakni video penghancuran sistem roket peluncuran ganda (MLRS) Ukraina yang dirilis pada 13 Maret lalu oleh Kementerian Pertahanan Rusia.

Sejumlah video yang beredar di media sosial, menunjukkan drone itu mendatangkan malapetaka pada pasukan militer Ukraina dan peralatan mereka. 
Video-video itu diduga kuat merupakan kejadian pada 11 Maret ketika penyebaran drone Forpost-R dalam perang yang sedang berlangsung di Ukraina pertama kali diketahui. 

Foto-foto reruntuhan pesawat tak berawak (UAV) Rusia yang jatuh juga muncul di media sosial. Sebuah plakat bertuliskan logo Israel Aerospace Industries (IAI) terlihat di reruntuhan. Pada 2019, sebuah UAV Forpost Rusia ditembak jatuh di Suriah. Seorang analis pertahanan telah menulis dalam artikelnya tentang penggunaan drone itu di Suriah, sebagaimana dikutip situs intelijen keamanan dan pertahanan; Janes, Kamis (17/3/2022). 

"Ini biasanya tidak akan membuat heran, tetapi Israel dan Suriah adalah musuh, jadi itu adalah perkembangan yang patut dicatat bahwa pesawat tak berawak Israel membantu Suriah melalui Rusia. Terkadang perang membuat teman tidur yang aneh," bunyi analisis tersebut. 

Forpost adalah UAV pengintai yang dibangun oleh Ural Civil Aviation Plant (UZGA) yang berbasis di Yekaterinburg di bawah produksi lisensi berdasarkan drone Searcher Mk II Israel. Rusia telah memperoleh lisensi pada tahun 2015. 

Namun, ketika hubungan antara Barat dan Rusia memburuk, Israel menyerah pada tekanan AS pada 2016 dan menghentikan pengiriman komponen ke Rusia. Keputusan Israel mendorong Kementerian Pertahanan Rusia untuk meluncurkan program pribumisasi Forpost. 

Pengembangan varian serangan drone diberi prioritas. Forpost sebelumnya telah digunakan untuk pengawasan, pengintaian, akuisisi dan penunjukan target, penyesuaian tembakan artileri, penilaian kerusakan, dan pengawasan misi. 

Ketua UZGA memberi tahu Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada Januari 2017 bahwa versi asli dan yang di-upgrade dari Forpost akan tersedia untuk pengiriman pada 2019. Pada Agustus 2019, Kementerian Pertahanan merilis video UAV yang dikenal sebagai Forpost-R. 

Rusia lebih lanjut mengeklaim bahwa fase pengujian Forpost-R telah berakhir dan bahwa UAV akan mulai beroperasi pada tahun 2020. Kementerian Pertahanan mengeklaim UAV baru dilengkapi dengan mesin piston APD-85 buatan Rusia, elektro-optik, elektronik, sistem datalink, dan bekerja pada perangkat lunak lokal. Forpost-R juga memiliki badan pesawat yang diperkuat untuk menambah daya tahan. 

UAV ini memiliki daya tahan maksimum 18 jam, berat lepas landas 500 kg, ketinggian layanan terbang sekitar 20.000 kaki, dan jangkauan maksimum sekitar 400 kilometer. Kementerian Pertahanan dan UZGA menandatangani kesepakatan pada Februari 2020 untuk 10 drone Forpost-R baru. 

Forpost-R dipamerkan di pameran pertahanan Army-2021 di Kubinka, Rusia, pada Agustus 2021. Ia dilengkapi dengan dua rudal anti-tank (ATGM) dari sistem Kornet 9K135. Selama latihan perang Zapad-2021 pada bulan September, sebuah Forpost-R yang dilengkapi dengan dua bom berpemandu keluarga KAB-20, satu di bawah setiap sayap, terlihat beraksi. 

Forpost-R yang ditampilkan dalam video Kementerian Pertahanan terlihat dilengkapi dengan keluarga bom yang sama. KAB adalah singkatan dari Korrektiruemaya Aviatsionnaya Bomba, yang diterjemahkan sebagai "bom udara yang dikoreksi" dalam bahasa Inggris. 

Angka "20" menandakan perkiraan berat persenjataan dalam kilogram. Keluarga KAB-20 dibuat oleh Central Scientific Research Institute of Chemistry and Mechanics. Terlepas dari keluarga 9M133 dan KAB-20, Forpost-R dapat dilengkapi dengan berbagai "bom bodoh" serbaguna. UAV ini dilaporkan mampu membawa muatan hingga 120 kg.

Editor : Abriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut