get app
inews
Aa Read Next : Nilai Komersial Rendah Diduga Jadi Alasan Megaproyek IKN Nusantara Sepi Peminat

Bela Ukraina tapi Tutup Mata di Palestina, Mantan Bek Arsenal Tuding UEFA-FIFA Rasis

Kamis, 24 Maret 2022 | 12:47 WIB
header img
Hector Bellerin. (foto: 90min.com)

SEVILLE, iNewsKutai.id - Standar ganda yang diterapkan UEFA dan FIFA dalam menjatuhkan sanksi terhadap tim nasional maupun klub asal Rusia dalam konflik dengan Ukraina kembali mengundang kecaman dari pesepakbola Eropa.

Kali ini, mantan bek Arsenal Hector Bellerin menuding jika kedua otoritas sepak bola itu bertindak rasis dalam menyoroti krisis perang Rusia vs Ukraina. Dia menyebut negara Eropa mendapat lebih banyak perhatian jika dibandingkan dengan konflik di negara lainnya. 

Menurut mantan pemain timnas Spanyol itu, banyak konflik di belahan dunia lain yang juga melanggar kedaulatan sebuah negara. Dia merujuk pada konflik di Timur Tengah yakni Palestina yang jauh dari kata makmur di tengah gempuran militer Israel. 

"Saya tidak tahu apakah itu karena mereka lebih seperti kita atau karena konflik dapat memengaruhi kita secara lebih langsung baik secara ekonomi maupun dalam hal pengungsi. Masalah Perang Palestina telah sepenuhnya dibungkam, tidak ada yang membicarakannya," kata Bellerin dikutip dari Marca, Kamis (24/3/2022). 


"Yaman, Irak ... sekarang Rusia tidak bisa bermain di Piala Dunia adalah sesuatu yang telah dihadapi negara lain selama bertahun-tahun." 

Bellerin menyatakan bahwa kegagalan untuk tidak memerhatikan konflik lain adalah rasis. "Rasis jika menutup mata terhadap konflik lain dan sekarang memiliki posisi ini." 

"Ini juga mencerminkan kurangnya empati atas jumlah nyawa yang hilang dalam banyak konflik dan kami memprioritaskan mereka yang dekat dengan kami." 

Di sepak bola, Badan Sepak Bola Dunia atau FIFA juga seperti berstandar ganda karena hanya memberi dukungan kepada Ukraina. Pasalnya, saat banyak suporter atau para pesepak bola memberi dukungan kepada Palestina, mereka malah mendapat sanksi. 

Hal tersebut dengan dalih bahwa FIFA tidak mau mencampur adukkan politik dengan sepak bola. Namun, saat konflik di Ukraina, sepak bola langsung tercampur dengan politik yang dulu dijauhinya. 

Klub seperti Chelsea, Spartak Moscow menjadi tim yang dihukumnya. Chelsea dihukum Pemerintah Inggris, mulai tidak bisa menjual tiket, jual beli pemain, atau pun memperpanjang kontrak pemain. Spartak Moscow disingkirkan dari Liga Europa 2021/2022.

Editor : Abriandi

Follow Berita iNews Kutai di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut