Murka Istri Selingkuh dengan Anak Buah, Pentolan KKB Kalenak Murib Tembak Mati 3 Warga di Puncak

PUNCAK, iNewsKutai.id - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali menyasar warga sipil di Kabupaten Puncak, Papua pada Rabu (18/6/2025) pukul 09.00 WIT. Kali ini bukan karena bentrok dengan TNI/Polri namun terkait persoalan pribadi.

Istri pentolan KKB Papua, Kalenak Murib diduga selingkuh. Ironisnya, istri ketiga Kalenak Murib diduga berselingkuh dengan salah satu anak buahnya sendiri, Minanggen Wijangge.

Baca Juga

1 Anggota TNI dan Warga Sipil Dibantai KKB Papua di Yahukimo

Hal ini membuat Kalenak Murib murka dan menyerang Kampung Lambera, Distrik Yugumoak. Dia menembaki warga hingga menewaskan tiga orang dan melukai empat lainnya.

Selain itu, kelompoknya juga membakar 11 honai (rumah adat Papua).

“Ini aksi biadab yang menyasar warga sipil tak berdosa. Kami tidak akan tinggal diam. Satgas Damai Cartenz akan terus mengejar dan menindak tegas pelaku sesuai hukum yang berlaku,” ujar Kaops Damai Cartenz Brigjen Pol Faizal Ramadhani, Kamis (19/6/2025).

Saat penyerangan ke Kampung Lambera pada Selasa sore (17/6/2025), , KKB membawa empat pucuk senjata laras panjang. Mereka melakukan penembakan secara brutal terhadap warga setempat.

Alhasil, tiga orang tewas. Satu di antaranya yakni Minanggen Wijangge yang diduga berselingkuh dengan istri Kalenak Murib, kemudian Patiago Tabuni dan Oriup Murib.

Sementara empat korban luka lainnya yakni Amos Tabuni, Anis Tabuni, Amote Tabuni dan Perdus Tabuni.

Baca Juga

KKB Papua Tembak Mati Dua Pekerja Pembangunan Gereja di Jayawijaya

Imbas dari serangan tersebut, sebagian warga Kampung Lambera memilih mengungsi ke tempat yang lebih aman, yakni ke Distrik Megeabume dan Distrik Sinak.

"Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap tenang serta mempercayakan sepenuhnya kasus ini kepada aparat,” kata Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz Kombes Pol Yusuf Sutejo.

Untuk menjaga situasi tetap kondusif, aparat gabungan meningkatkan patroli dan pengamanan serta menjalin koordinasi intensif dengan pemerintah distrik dan tokoh masyarakat untuk mencegah eskalasi kekerasan lanjutan.

Editor : Abriandi