get app
inews
Aa Read Next : Ancam Lecehkan Putrinya, Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov Bersumpah Hukum Berat Pasukan Neo Nazi

Pasukan Rusia Ditarik Mundur, Kremlin Ternyata Masih Incar Kota Kiev

Senin, 11 April 2022 | 16:15 WIB
header img
Gedung apartemen di Kota Kiev hancur dihajar rudal Rusia. (Foto: Reuters)

MOSKOW, iNewsKutai.id - Penarikan pasukan Rusia dari sejumlah wilayah di sekitar Ibu Kota Ukraina, Kiev ternyata hanya strategi belaka. Sebaliknya, Kremlin disebut masih mengincar Kiev dan akan melancarkan serangan ke seluruh wilayah.

Pernyataan itu disampaikan Pemimpin Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov, Senin (11/4/2022) pagi. Pasukan Chechnya selama ini aktif membantu Rusia di berbagai front di Ukraina terutama dalam memburu Batalyon Azov yang berhaluan neo Nazi.

“Akan ada serangan (lagi), tidak hanya di Mariupol, tetapi juga di kota lain. Luhansk dan Donetsk, adalah tempat pertama yang akan kami bebaskan sepenuhnya, kemudian mengambil alih Kiev dan semua kota lainnya,” kata Kadyrov dalam sebuah video yang diunggah di saluran Telegramnya. 

Sebelumnya, sejak invasi dimulai pada 24 Februari lalu, militer Rusia sudah berusaha merebut Ibu Kota Kiev namun selalu gagal. Hal ini tidak lepas dari strategi perang kota yang diterapkan militer Ukraina beserta sukarelawan asing.

Rusia akhirnya memilih menarik pasukan dari wilayah sekitar Kiev dan memusatkan kekuatan untuk membebaskan Luhansk dan Donetsk serta merebut Mariupol. Selain itu, Rusia menyebut langkah penarikan pasukan karena operasi khusus sudah berjalan sukses mendemiliterisasi Ukraina.

Kadyrov yang sering menggambarkan dirinya sebagai kaki tangan Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan, tidak ada keraguan tentang penaklukan Kota Kiev. “Saya jamin: tidak ada satu langkah pun yang akan ditarik kembali,” ujarnya.

Kadyrov telah berulang kali dituduh oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Namun, dia membantah keras tuduhan Barat tersebut.

Moskow sendiri pernah berperang dua kali dengan kelompok separatis di Chechnya, wilayah berpenduduk mayoritas Muslim di Rusia Selatan, setelah bubarnya Uni Soviet pada 1991. 

Namun, sejak itu pula, Rusia menggelontorkan sejumlah besar uang ke Chechnya untuk membangun wilayah itu kembali dan memberikan hak otonomi yang luas kepda Kadyrov. 

Rusia mengerahkan puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dalam operasi khusus untuk melucuti militer di negara tetangganya itu dan membasmi orang-orang yang mereka sebut sebagai nasionalis neo-Nazi yang berbahaya.

Ukraina telah melakukan perlawanan sengit, sedangkan negara-negara Barat telah menjatuhkan sanksi pada Rusia sebagai upaya untuk memaksa negara itu untuk menarik pasukannya.

Editor : Abriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut