LONDON, iNewsKutai.id - Kebijakan mengejutkan diwacanakan Majelis Rendah Rusia (Duma) di tengah perang dengan Ukraina. Majelis ini mempertimbangkan untuk mengizinkan militer merekrut warga berusia 40 tahun ke atas menjadi tentara.
Kebijakan ini diduga terkait konflik berkepanjangan di Ukraina. Hingga nyaris tiga bulan operasi militer digelar, Rusia tidak kunjung mampu merebut Kota Kiev. Sebaliknya, Moskow kini memfokuskan peperangan di Donbass dan Luhansk setelah menarik pasukannya dari Ukraina.
Tidak hanya itu, perekrutan tentara berusia 40 tahun ke atas ini bisa jadi merupakan persiapan Moskow mengantisipasi campur tangan NATO secara langsung. Jika perang terbuka berlangsung, Rusia diprediksi akan membutuhkan pasukan dalam jumlah besar untuk menghadapi aliansi yang dipimpin Amerika Serikat tersebut.
Dalam keterangannya di situs web Duma, langkah itu akan memungkinkan militer untuk memanfaatkan keterampilan profesional kalangan berusia tua.
“Untuk penggunaan senjata berpresisi tinggi serta pengoperasian senjata dan peralatan militer diperlukan spesialis yang sangat profesional. Pengalaman menunjukkan mereka mencapai itu pada usia 40-45 tahun,” bunyi pernyataan Duma, dikutip dari Reuters, Jumat (20/5/2022).
Sekadar diketahui, konstitusi Rusia saat ini hanya mengizinkan warga Rusia berusia 18 sampai 40 tahun dan warga asing berusia 18 sampai 30 tahun yang bisa bergabung dengan militer. Namun Duma kini mempertimbangkan merevisi regulasi tersebut.
Selain militer, Duma juga akan mempermudah perekrutan tenaga medis sipil, engineer, dan kalangan spesialis komunikasi. Analis Barat menilai Rusia mengalami kemunduran dan kerugian besar dalam sumber daya manusia dan peralatan militer selama 86 hari invasi. Oleh karena itu Rusia membutuhkan mobilisasi lebih banyak tentara.
Editor : Abriandi