Mereka berusaha melakukan penyelamatan bersama terhadap peninggalan arkeologis itu di Kemune. Penggalian dimulai pada Januari dan Februari 2022, bekerja sama dengan Direktorat Purbakala dan Warisan di Duhok (Wilayah Kurdistan Irak).
Setelah tim terbentuk, pendanaan untuk penggalian disetujui pemerintah dalam beberapa hari berikutnya. Di bawah tekanan waktu yang sangat besar, tim peneliti menemukan beberapa bangunan lain serta benteng besar tembok dan menara.
Para arkeolog mengatakan, gempa bumi besar menghancurkan Kota Mittani sekitar 1350 SM. Bencana itu menyebabkan bagian atas tembok tersebut runtuh menimpa bangunan-bangunan di dalamnya. Mereka percaya bahwa lapisan reruntuhan inilah yang membantu menjaga struktur tetap terpelihara dengan baik setelah bertahun-tahun tenggelam di bawah air.
Selain itu, mereka juga menemukan gedung penyimpanan bertingkat dan semacam kompleks industri. “Bangunan gudang yang besar menjadi bagian sangat penting karena sejumlah besar barang pasti telah disimpan di dalamnya, mungkin dibawa dari seluruh wilayah ini,” kata Puljiz.
“Hasil penggalian menunjukkan bahwa situs tersebut merupakan pusat penting di Kekaisaran Mittani,” kata Qasim.
Di dalam reruntuhan, para arkeolog juga menemukan lima guci keramik berisi lebih dari 100 tablet, ditulis dalam aksara paku (Cuneiform). Abjad kuno itu pernah digunakan oleh beberapa peradaban di seluruh wilayah Timur Tengah pada masa lampau. Menurut peneliti, tablet-tablet tersebut berasal dari periode Asyur Tengah, tepat sebelum gempa bumi yang menghancurkan kota.
“Hampir merupakan keajaiban bahwa tablet-tablet runcing yang terbuat dari tanah liat yang tidak dibakar ini bertahan selama beberapa dekade di bawah air,” kata Pfalzner.
Editor : Abriandi