SAMARINDA, iNewsKutai.id - Kolam eks galian tambang di Kaltim sudah menelan 51 korban jiwa hingga September 2024. Ironisnya, mayoritas korban adalah anak-anak.
Kejadian terakhir bocah tenggelam di kolam eks tambang terjadi pada Sabtu 14 September 2024 lalu di Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara. Dua siswa SD asal Desa Bangun Rejo ditemukan tewas setelah berenang di areal bekas galian tambang Blok B Desa Bangun Rejo.
Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik menyatakan tidak ingin kejadian serupa kembali terulang. Dia pun mengajak seluruh elemen untuk bekerja sama melakukan upaya untuk mencegah terjadinya korban berulang dari kolam eks tambang.
Menurutnya, setiap elemen masyarakat maupun komunitas tertentu bisa ikut berkontribusi dalam upaya-upaya kemanusiaan ini.
"Saya ingin mengajak seluruh elemen masyarakat, ayo dong apa yang bisa kita lakukan," kata Akmal dikutip dari Instagram Pemprov Kaltim, Rabu (18/9/2024).
Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri itu pun berjanji mempelajari lebih dalam status areal yang telah menyebabkan korban jiwa tersebut. Dia mengaku belum mendapat laporan apakah areal itu termasuk dalam pengelolaan perusahaan atau pun operasi tambang ilegal.
"Saya tidak ingin berdebat soal kewenangan. Yang bisa kita lakukan, ayo kita lakukan. Minimal dimana tempat anak-anak bermain itu kita jaga, kita pagari. Insyaallah saya akan segera bergerak," pungkasnya.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait