Untuk satu kali peluncuran, SpaceX bisa mengangkut puluhan hingga ratusan satelit Starlink secara massal ke luar angkasa. Sekedar diketahui, bobot satu satelit Starlink ini bisa mencapai 227-295 kg.
Dalam laman resminya, Starlink menyebutkan bahwa satelit ini memiliki kecepatan tinggi dan latensi serendah 20 ms di sebagian besar lokasi yang memungkinkan kita bisa melakukan panggilan video, game online, streaming, dan aktivitas online lainnya.
Hal ini bukan tanpa dasar. Kecepatan unduh Starlink selama kuartal keempat 2021 mencapai 100 megabit per detik (Mbps) di 15 negara berbeda. Untuk wilayah Amerika Serikat, Starlink menawarkan kecepatan unduh rata-rata mencapai 105 Mbps dan kecepatan unggahnya sebesar 12 Mbps. Jika dibandingkan dengan kecepatan pesaingnya, Viasat dan HughesNet, kecepatan Starlink bisa mencapai lima atau enam kali lipatnya.
SpaceX sendiri memutuskan masuk Indonesia usai pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarinves), Luhut Binsar Pandjaitan secara langsung bertemu Elon Musk pada April 2022 lalu.
Dengan adanya rencana operasional Starlink di Indonesia, pemerintah Indonesia berharap bahwa Indonesia dapat mengembangkan bisnis dan menjalin hubungan bilateral yang baik dengan Amerika Serikat.
Hubungan bilateral ini akan sangat terbantu dengan adanya investasi pengembangan teknologi yang akan segera dimulai lewat peluncuran satelit Starlink di Indonesia pada 2023 mendatang.
Editor : Abriandi