JAKARTA, iNewsKutai.id - Pemerintah mengklaim ada lima negara yang siap membiayai pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Uni Emirat Arab (UEA) menjadi yang paling agresif dengan menyetor dana 20 miliar dolar AS ke ke Indonesia Investment Authority (INA).
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menyatakan, tidak perlu ada kekhawatiran tentang pendanaan pembangunan IKN Nusantara.
Alasannya, banyak investor dari luar yang sudah mulai tertarik untuk memberikan modal untuk memenuhi 80 persen struktur pendanaan dalam pembangunan IKN Nusantara, sedangkan 20 persen sisanya menjadi tanggungan APBN.
Dia mencontohkan UEA yang sudah menyetorkan dana ke INA. Menurutnya, jika dirupiahkan, nilai investasi UEA untuk membangun proyek IKN Nusantara yang sudah masuk mencapai Rp299,5 triliun dengan kurs Rp 14.975 per dolar AS.
Selain UEA, negara lain yang menyatakan komitmen berinvestasi di IKN Nusantara di antaranya Taiwan, China, dan Korea Selatan.
"Kalau investasi Uni Emirat Arab itu sekitar 20 miliar dolar AS sudah masuk ke INA," kata Bahlil, di Jakarta, Rabu (20/7/2022).
Menurut Bahlil, investor tertarik menanamkan modalnya di IKN karena desain pembanguan yang ditawarkan berbasis ramah lingkungan dan high-tecnology.
Selain itu, lanjutnya, harga tanah yang murah juga menjadi alasan pembangunan IKN Nusantara menjadi lahan yang menarik untuk digarap pemodal dari luar negeri, disamping banyaknya komoditas di sana yang bisa garap.
"Kawasan ini awalnya dibangun pemerintah terkait dengan infrastruktur dasar, sehingga kecenderungan untuk nilai ekonominya tinggi itu sudah di depan mata," kata Bahlil.
Dia menjelaskan, para investor di IKN Nusantara bukan hanya masuk di sektor properti, namun juga bakal menggarap sektor lain, seperti pemanfaatan sumber daya alam dan lainnya.
"Contoh katakanlah di kawasan industri di Kalimantan Utara, total investasinya kalian tau berapa? 130 miliar dolar AS. Itu hampir sama dengan APBN negara satu tahun, nah perusahaan-perushaan ini sebagian, mereka itu membangun di IKN karena dekat. Ini ayang kita dorong," tutur Bahlil.
Editor : Abriandi