get app
inews
Aa Read Next : Pilot Asing Disandera KKB Papua, Operasi Mapenduma Jilid 2 Siap Digelar Kopassus?

Kisah Jenderal Pentolan Kopassus Gagal Sandang Brevet Komando Gara-gara Gigitan Nyamuk

Minggu, 31 Juli 2022 | 08:14 WIB
header img
Letjen Soegito gagal dalam kesempatan pertama mengikuti pendidikan komando karena terkena malaria. (foto: wikipedia)

JAKARTA, iNewsKutai.id - Menyandang brevet komando bukan perkara mudah. Tidak sedikit anggota TNI yang mengikuti pendidikan untuk masuk satuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) menyerah dan berhenti di tengah jalan.

Hal ini tidak lepas dari latihannya yang disebut diluar nalar manusia biasa. Pendidikan esktra keras ini agar prajurit terlatih baik secara individu dan kelompok melaksanakan operasi komando. 

Saat menempuh pendidikan komando, calon prajurit akan digembleng di Pusat Pendidikan (Pusdik) Batujajar dan diakhiri di Nusakambangan, Cilacap. Sebelum upacara pembaretan, selalu diadakan demo penutup dari siswa komando yang disaksikan para undangan dan keluarga siswa. 

Kopassus menyebut demo saat matahari terbit ini dengan Seruko (Serangan Regu Komando). Setelah menyelesaikan pendidikan komando dan para dasar serta berhak menyandang brevet komando dan baret merah, mereka disebar di unit-unit operasional Kopassus, yaitu Grup. 

Sejumlah perwira tinggi TNI pun pernah merasakan gemblengan menjadi prajurit komando. Salah satunya adalah pentolan Kopassus Letjen (Purn) Soegito. Dia ingin sekali di lengan kanan bajunya ada tulisan Komando sehingga bersikeras mengikuti pelatihan dari awal.

Dikutip dari buku "Letjen (Purn) Soegito, Bakti Seorang Prajurit Stoottroepen", Jumat (29/7/2022), saat itu Soegito kembali bertemu dengan kelompok yuniornya dari AMN (Akademi Militer Nasional) 63 yang baru pulang dari Operasi Tumpas di Sulawesi Selatan. 

Sebanyak 15 orang perwira remaja alumni 63 mengikuti pendidikan komando. Letjen (Pur) Sintong Panjaitan dalam bukunya Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando (2009) menyebutkan, bahwa mereka adalah angkatan pertama alumni AMN yang mengikuti pendidikan dasar komando yang sebetulnya adalah kali kedua bagi lulusan AMN. 

Tahap demi tahap latihan dilahap Soegito dengan baik, tanpa kesulitan. Memasuki tahap terakhir yaitu longmarch dari Batujajar, Bandung Barat ke Nusakambangan, Cilacap sejauh hampir 500 kilometer selama 10 hari, mendadak Soegito merasakan sakit tak tertahankan di seluruh sendi-sendi kakinya disertai mendadak lemah sehingga tidak kuat dibawa berjalan. 

Editor : Abriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut