TENGGARONG, iNewsKutai.id - Raut kebahagian terpancar dari wajah Erik Surya Ramdani. Dia tidak menyangka menjadi salah satu dari ratusan calon siswa (casis) yang dinyatakan lolos seleksi penerimaan anggota Polri di Polda Kaltim.
Betapa tidak, Erik berasal dari kalangan keluarga petani. Ayahnya Gunawan dan ibunya Nurhati hanya pasangan suami istri petani serta penjaga kebun di Kutai Kartanegara. Dia tidak memiliki kerabat yang berstatus polisi.
Bahkan, tidak sedikit yang meremehkan cita-citanya menjadi anggota polisi. Hal tersebut membuatnya sempat ragu. Namun tekadanya mengubah nasib keluarga mendorongnya membulatkan tekad untuk menjadi anggota polisi.
"Tidak menyangka, sangat bahagia sekali bisa lolos seleksi penerimaan Polri. Motivasi utama saya mendaftar adalah ingin membahagiakan orang tua," ujar Erik dikutip dari video Instagram Polres Kukar, Sabtu (22/7/2023).
Erik juga ingin menjadi contoh bagi adiknya. Dia ingin menunjukkan jika dirinya bisa menjadi polisi meski bukan dari keluarga berada. "Ayah saya hanya petani dan penjaga kebun dibantu ibu. Saya ingin membahagiakan mereka," katanya.
Erik ngangon atau menggembalakan sapi di sekitar rumah orang tuanya. (foto: ist)
Namun, bukan perkara mudah untuk lolos seleksi. Erik sudah mempersiapkan dirinya jauh-jauh hari untuk mengikuti seleksi penerimaan polisi. Dia menempa fisiknya dengan latihan fisik dan pengetahuan umum.
"Latihan fisik pagi sebelum berangkat sekolah. Lari, push up, pull up, sit up dan renang. Pokoknya sudah disiapkan sejak lama sehingga tidak ada kendala," ujar casis asal pengiriman Polres Kukar itu.
Di sela latihan fisiknya tersebut, Erik tetap menyempatkan waktu membantu kedua orang tuanya. Di sore hari sepulang sekolah, dia ngangon sapi milik orang lain yang dititipkan untuk dipelihara.
Jelang pendaftaran, Erik juga mengikuti bimbingan penerimaan Polri yang digelar Polres dan Dispora Kukar. Selama 20 hari, dia dan puluhan peserta lainnya digembleng secara fisik.
Tidak hanya itu, mereka juga mendapatkan bimbingan CAT akademi, psikotes, kesehatan dan jasmani. "Kami dibimbing oleh Polres Kukar dan Dispora secara gratis. Jadi ketika seleksi, tidak terlalu kaget dengan tes yang diikuti," ucapnya.
Dia pun mengaku jika tes penerimaan polisi tidak seseram bayangan selama ini. Menurutnya, kunci keberhasilannya adalah kerja keras. Dia pun mempercayai jika seleksi berjalan transparan dan akuntabel.
"Saya tidak mengeluarkan uang sepeserpun. Saya daftar bahkan tidak didampingi orang tua sampai dinyatakan lulus. Biar ini jadi kabar gembira buat orang tua saya," pungkasnya.
Nuryati, ibu Erik mengaku sangat bahagai putranya bisa lulus sebagai casis polisi. Dia pun berharap anaknya bisa hidup lebih baik dari dirinya yang hanya penjaga kebun.
"Semoga dia bisa punya rumah sendiri karena kami ini cuma numpang di rumah orang. Saya dan suami jaga kebun orang dan hasilnya dibagi dua," ucapnya.
Dia pun menceritakan keseharian putranya itu. Menurutnya, untuk mempersiapkan diri, Erik setiap hari latihan fisik sebelum berangkat ke sekolah.
Sepulang sekolah, dia membantu orang tuanya membersihkan kebun dan menggembalakan sapi. Hal tersebut justru tidak menjadi penghalang untuk lulus seleksi anggota polri.
Nuryati juga berterima kasih kepada Polres Kukar dan Dispora yang memberikan bimbingan fisik dan akademik menjelang seleksi.
"Pesan saya untuk Erik, jangan sombong kalau sudah jadi polisi, harus mengayomi masyarakat dan bisa memotivasi adiknya jadi polisi," pungkasnya.
Editor : Abriandi