LOMBOK, iNewsKutai - FIM, Dorna, dan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) memutuskan mengaspal ulang Sirkuit Mandalika usai digunakan pada sesi tes pramusim MotoGP 2022. Penyebabnya, banyak pembalap mengeluhkan kondisi lintasan yang dinilai tidak layak.
Sesi tes pramusim MotoGP di Sirkuit Mandalika memang berjalan sukses. Namun, di sisi lain, rider MotoGP menyoroti kondisi lintasan yang kotor akibat pasir. Kerikil dan debu yang masih berterbangan membuat lintasan ini berbahaya.
Sejumlah pembalap pun menjadi 'korban' sirkuit yang dibangun sejak dua tahun lalu ini. Mulai dari rider Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo yang terbentur kerikil di bagian leher.
Pembalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia yang memar di lengannya karena terlempar batu. Hingga pembalap Gresini Ducati yang menganggap kerikil di gravel setajam pisau.
Menjawab keluhan pembalap tersebut, ITDC bersama FIM, dan Dornamemutuskan untuk memperbaiki sirkuit. Salah satu rencananya dengan melapisi ulang permukaan aspal di sebagian lintasan.
Perbaikan itu akan dikerjakan langsung konstruktor besar di Indonesia PT PP. Mereka bakal mengerjakan perbaikan selama sebulan sebelum balapan resmi MotoGP bakal digelar di sirkuit ini pada Maret mendatang.
“Paling lambat dalam jadwal kami akan selesai 10 Maret atau satu pekan (sebelum MotoGP) sudah kami rampungkan. Insya Allaah dua hari lagi alat berat sudah sampai di sana. Kami pastikan seluruh pengerjaan sesuai jadwal,” ucap Direktur Utama PT PP, Novel Irsyad dalam konpress virtual Rabu (16/2/2022).
Novel berkata pekerjaan perbaikan nanti akan berdasarkan petunjuk dari konsultan internasional yang memiliki standar khusus. Dia suamdah memiliki metode tersendiri untuk mengaspal ulang trek.
Adapun perbaikan tidak terjadi pada seluruh trek. Novel menyebutkan hanya 15-17 persen dari total trek yang akan diaspal ulang. “Akan kami lakukan pengelupasan di lapisan aspal teratas dan kami akan aspal ulang. Pengerjaan tidak di seluruh lintasan tapi hanya beberapa saja,” lanjut Novel.
“Terdapat masalah di beberapa titik, tapi kami pertimbangkan risiko dan keberlanjutan. Kami tak ingin tanggung-tanggung. Hanya 15-17 persen dari total keseluruhan trek dari sebelum tikungan 17 sampai setelah tikungan 5,” lanjutnya.
Editor : Abriandi