get app
inews
Aa Read Next : Ancam Lecehkan Putrinya, Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov Bersumpah Hukum Berat Pasukan Neo Nazi

DPR Rusia Usul Hentikan Pasokan Gas, Eropa Terancam Membeku

Minggu, 10 April 2022 | 20:54 WIB
header img
DPR Rusia mengusulkan menghentikan pasokan gas ke Eropa. (Foto: Reuters)

SIMFEROPOL, iNewsKutai.id – Rusia tampaknya akan mengambil langkah ekstrem menyikapi rentatan sanksi yang dijatuhkan negara Barat. Kremlin mempertimbangkan menghentikan pasokan gas ke negara-negara anggota Uni Eropa.

Jika ini terjadi, maka negara-negara Uni Eropa terancam membeku pada musim dingin mendatang karena selama ini gas Rusia menjadi tulang punggung energi. Terutama untuk menghangatkan jutaan rumah pada puncak musim dingin Desember mendatang.

Usulan menangguhkan pasokan gas tersebut diusulkan Duma Negara atau DPR Rusia. Wacana penangguhan pasokan gas ke UE itu disampaikan oleh anggota Duma Negara asal Krimea, Mikhail Sheremet. 

“Uni Eropa melanjutkan kebijakannya yang tidak etis dan memalukan terhadap Rusia. Saya pikir kita harus menanggapi dengan sanksi keras, yaitu menghentikan sementara pasokan energi sampai rekan-rekan Eropa menyadari bahwa kebijakan agresif terhadap Rusia berbahaya dan dapat dihukum,” ujar Sheremet dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Sputnik, Minggu (10/4/2022). 

Dia menuturkan, Uni Eropa melakukan “kesalahan fatal” karena telah memilih Amerika Serikat sebagai sahabat mereka. Padahal, selama ini Rusia merupakan penyokong energi Eropa. 

Menurut catatan Komisi Eropa, impor gas UE dari Rusia pada 2021 mencapai 45 persen dari total pasokan gas alam di kawasan itu. Negeri beruang merah juga mengekspor 27 persen minyak mentah dan 46 persen batu bara yang dibutuhkan UE sepanjang tahun lalu.

Rusia memulai operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari. Operasi itu sebagai tanggapan atas permintaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR) kepada Moskow, agar memberikan mereka perlindungan terhadap serangan intensif oleh pasukan Kiev. 

DPR dan LPR adalah dua wilayah di Donbas, yang memisahkan diri dari Ukraina. Para pejabat Rusia mengatakan, tujuan operasi khusus itu adalah untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina. Mereka mengklaim warga sipil tidak dalam bahaya akibat operasi itu. Menanggapi tindakan militer Rusia tersebut, negara-negara Barat meluncurkan kampanye sanksi yang komprehensif terhadap Moskow.

Editor : Abriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut