ISTANBUL, iNewsKutai.id – Perang Ukraina melawan Rusia membuat Turki merugi. Produsen tekstil dan barang berbahan kulit di Instanbul kehilangan uang 200 juta dollar dalam sepekan terakhir menyusul pembatasan pesanan dari kedua negara yang bertikai.
Para pelanggan mereka di Moskow dan Kiev memutuskan membatalkan karena anjloknya nilai tukar mata uang Rusia, rubel. Pejabat Turki memperkirakan, ada lebih dari 1 miliar dolar AS potensi pendapatan yang secara langsung hanya pada sektor industri tekstil Turki.
Ketua Asosiasi Eksportir Kulit dan Produk Kulit Istanbul, Mustafa Senocak mengatakan, pesanan untuk ratusan ribu pasang sepatu dan ribuan jaket kulit di kota itu telah dibatalkan.
“Beberapa orang Rusia mengatakan, mereka dapat membayar dengan nilai tukar rubel sebelumnya. Jika tidak, mereka tidak dapat melakukan pembayaran,” katanya, seperti dikutip Reuters, Jumat (4/3/2022).
Seperti diketahui, nilai tukar rubel terhadap dolar AS anjlok ke titik paling parah dalam sejarah, sejak Moskow menginvasi Ukraina. Beberapa pelanggan Rusia meminta untuk melakukan pembayaran produk tekstil dan kulit Turki berdasarkan valuta asing sebelum invasi dan runtuhnya nilai tukar rubel itu.
Rusia dan Ukraina menyumbang lebih dari 1 miliar dolar AS dalam ekspor Turki untuk sepatu kulit, jaket kulit, dan pakaian jadi. Pukulan terhadap perdagangan kali ini memberi tekanan lebih lanjut pada ekonomi Turki setelah krisis mata uang yang terjadi pada Desember lalu.
Ini mengakibatkan spiral inflasi di negeri bekas Kesultanan Utsmaniyah itu. Penurunan pendapatan ekspor menambah defisit transaksi berjalan Turki, yang membengkak menyusul invasi Rusia ke Ukraina pekan lalu karena melonjaknya harga energi dan diperkirakan memukul pariwisata tahun ini.
“Kami menghadapi pembatalan (pesanan dari Ukraina dan Rusia). Sejauh ini, nilainya sekitar 200 juta dolar AS. (Potensi kehilangan perdagangan) ini bisa melebihi 1 miliar dolar AS jika situasi seperti ini terus berlanjut,” kata pimpinan produsen garmen TOBB Clothing and Apparel Industry Assembly, Seref Fayat.
Pada saat yang sama, perdagangan Turki dengan Belarusia, Moldova, dan Rumania kini juga mendingin karena ketidakpastian akibat memanasnya geopolitik di Eropa Timur. Beberapa pelanggan tekstil dan kulit Turki dari Polandia pun meminta untuk menangguhkan pesanan.
Data dari Kementerian Perdagangan Turki menunjukkan, sektor tekstil dan pakaian jadi menyumbang 10 persen dari PDB negara itu. Sektor tersebut juga menyerap hampir 750.000 tenaga kerja di Turki. Adapun nilai produksi yang direalisasikan oleh industri tekstil dan pakaian jadi di sana mencapai 30 miliar dolar AS. Ekspor garmen, tekstil, dan kulit Turki mencapai 718 juta dolar AS ke Rusia pada 2021, dan; 308 juta dolar AS ke Ukraina.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait