Tiba-tiba pelaku mengaku sesak napas dan meminta korban menggantikannya menyetir. Namun, korban menolak karena tak bisa mengemudi.
Lantaran merasa curiga, korban kemudian mengecek aplikasi taksi online dan menemukan fakta jika pelaku tidak menekan 'Pick Up'. Setelah itu, pelaku menodongkan ponselnya ke penumpang dan meminta agar penumpang mentransfer sejumlah uang.
Sadar sedang dalam bahaya, korban memanfaatkan laju mobil yang pelan untuk melompat. Sayangnya, pelaku mengejarnya dan menyeretnya masuk ke dalam mobil.
Pelaku kemudian memeras korban mentransfer dana Rp100 juta, namun menolak meski diancam akan dibuang di tol. Korban akhirnya melihat kesempatan melarikan diri saat seorang warga terlihat berada di pinggir tol.
Korban kemudian berontak dan langsung lari kemudian terjun ke pinggir tol yang cukup tinggi. Sementara pelaku langsung kabur dengan membawa ponsel milik korban.
Korban yang meminta tolong kepada warga kemudian segera menghubungi rekan-rekannya. Termasuk mengajukan pengaduan kepada aplikator yang bekalangan diketahui merupakan driver Grab.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com
Editor : Abriandi