get app
inews
Aa Text
Read Next : Nilai Komersial Rendah Diduga Jadi Alasan Megaproyek IKN Nusantara Sepi Peminat

Minyak Goreng Langka, Kemendag Sebut Ulah Pedagang Nakal Timbun Pasokan

Rabu, 02 Maret 2022 | 16:05 WIB
header img
Kelangkaan minyak goreng yang terjadi di sejumlah pasar tradisonal dan ritel modern. (foto: petra akbar)

JAKARTA, iNewsKutai - Kelangkaan minyak goreng di pasar tradisional maupun modern di seluruh Indonesia dipicu ulah sejumlah oknum pedagang nakal yang menimbun pasokan. 

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan, hal tersebut berdasarkan temuan satuan tugas pangan di lapangan. "Terdapat temuan Satgas Pangan ada oknum-oknum yang sengaja menimbun produk minyak goreng dan tidak mendistribusikannya ke pasaran," kata Sekretaris Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, I G Ketut Astawa, seperti dikutip Antara, Rabu (2/3/2022). 

Menurut dia, temuan itu sekaligus menegaskan bahwa kelangkaan minyak goreng bukan disebabkan kurangnya pasokan dari produsen Crude Palm Oil/CPO atau produsen minyak goreng.  Berdasarkan data Kemendag, lanjutnya, komitmen penyaluran minyak goreng dari produsen CPO sudah mencapai 351 juta liter selama 14 hari.  

"Jumlahnya melebihi kebutuhan kita setiap bulan, yang sebenarnya berkisar antara 279 juta liter sampai 300 juta liter," ujar Ketut Astawa.  

Dia menjelaskan, dengan penyaluran minyak goreng oleh produsen CPO yang mencapai 351 juta liter selama 14 hari, seharusnya pasar dalam negeri kebanjiran produk minyak goreng dalam jangka waktu sebulan.  

Namun yang terjadi justru sebaliknya, ketersediaan produk minyak goreng masih sedikit di pasaran, karena ulah oknum penimbun yang tidak bertanggung jawab.

"Makanya kami beserta tim Satgas pangan di tingkat kabupaten/kota dan provinsi sedang melakukan langkah-langkah evaluasi untuk memastikan penyaluran minyak goreng tepat sasaran," ungkap Ketut Astawa. 

Dia mengungkapkan, kelangkaan stok minyak goreng juga disebabkan sikap masyarakat yang membeli dalam jumlah lebih banyak dari kebutuhan biasanya. Hal itu, menyebabkan stok minyak goreng yang disalurkan tidak sepenuhnya dapat dinikmati secara merata oleh masyarkat yang membutuhkan.  

"Masyarakat kita sendiri juga karena ada informasi kekurangan ketersediaan minyak akhirnya mereka berbondong-bondong beli, bahkan satu keluarga biasanya sudah beli, besoknya beli, sorenya beli. Sehingga kadang-kadang di salah satu ritel modern dibuka langsung habis," bebernya. 

Guna mengatasi panic buying tersebut, Ketut menghimbau kepada semua pihak untuk bisa memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak perlu membeli dalam jumlah besar agar ketersediaan minyak goreng bisa tercukupi.

Editor : Abriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut