KIEV, iNewsKutai.id - Invasi Rusia ke Ukraina kembali mengungkap fakta baru. Kali ini soal kemungkinan asal usul Covid-19 yang bisa dikatakan melumpuhkan dunia dalam dua tahun terakhir.
Rusia menemukan laboratorium biologis yang menyimpan patogen berbahaya mirip virus Covid-19. Laboratorium tersebut diduga didanai Amerika Serikat yang selama ini disebut memiliki 26 lab biologi dan fasilitas terkait di seluruh Ukraina.
Juru bicara Kemenhan Rusia Igor Konashenkov mengatakan bahwa laboratorium tersebut terdapat dokumen yang mempelajari penularan penyakit ke manusia melalui kelelawar jauh sebelum Covid-19 ada.
"Spesialis Angkatan Pertahanan Radiasi, Kimia dan Biologi Rusia telah mempelajari dokumen asli yang mengungkapkan rincian implementasi proyek rahasia AS untuk mempelajari cara penularan penyakit ke manusia melalui kelelawar di laboratorium di Kharkov Ukraina," kata Konashenkov, seperti dikutip dari Xinhua, Sabtu (19/2/2022).
"Menurut dokumen, studi ini dilakukan secara sistematis dan di bawah pengawasan langsung dari spesialis AS selama bertahun-tahun," lanjutnya.
Temuan ini menjadi angin segar bagi China yang selama ini dituding sebagai pencipta virus corona. Pasalnya, penyakit tersebut pertama kali ditemukan di Wuhan pada akhir 2019 lalu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan, berdasarkan data yang dirilis oleh Amerika Serikat sendiri, negara tersebut memiliki 26 laboratorium biologi dan fasilitas terkait lainnya di Ukraina.
“Tentu saja, itu menarik banyak perhatian ke laboratorium, Semua virus berbahaya di Ukraina mirip sars disimpan di laboratorium dan semua kegiatan penelitian dipimpin oleh pejabat AS dan Informasi apa pun tidak dapat diungkapkan tanpa izin AS," katanya dalam konferensi pers di Beijing seperti dilansir dari scmp.
Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun mengatakan dalam sidang dewan PBB, bahwa pengungkapan dokumen Rusia yang berkaitan dengan laboratorium biologi yang didukung AS di Ukraina patut mendapat perhatian dunia, dan pihak-pihak yang terlibat perlu mengatasi masalah itu tersebut.
"Setelah menjadi korban senjata kimia dan biologi, China percaya bahwa setiap informasi dan petunjuk tentang kegiatan militer biologis harus memicu peningkatan perhatian dan perhatian masyarakat internasional untuk menghindari bahaya yang tidak dapat diperbaiki,” kata Zhang pada Jumat, seperti dikutip dari Xinhua, Sabtu (19/3/2022).
“Rusia telah mengungkapkan lebih lanjut dokumen relevan yang baru ditemukan. Pihak terkait harus menanggapi pertanyaan, dan menawarkan klarifikasi tepat waktu dan komprehensif untuk menghilangkan keraguan masyarakat internasional, pasalnya dokumen itu ada jauh sebelum Covid-19 ada, ” tambah Zhang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan Ukraina untuk menghancurkan patogen tingkat tinggi yang disimpan di laboratorium kesehatan masyarakat negara itu. Menurut Reuters, langkah itu bertujuan untuk menghindari 'risiko kebocoran' yang dapat menyebabkan penyebaran penyakit.
Sejumlah pakar keamanan hayati sebelumnya telah memperingatkan, serangan militer Rusia terhadap beberapa pusat fasilitas kesehatan bisa meningkatkan risiko bocornya patogen penyebab penyakit. Ukraina dilaporkan memiliki laboratorium kesehatan masyarakat yang melakukan penelitian untuk mengatasi ancaman penyakit berbahaya bagi manusia dan hewan, serta Covid-19.
WHO menginformasikan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan laboratorium kesehatan masyarakat Ukraina selama beberapa tahun terakhir. Sementara itu, pihak berwenang Ukraina belum menanggapi permintaan WHO tersebut.
Editor : Abriandi