get app
inews
Aa Read Next : Ancam Lecehkan Putrinya, Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov Bersumpah Hukum Berat Pasukan Neo Nazi

Rusia Dirikan Negara Boneka, Militer Ukraina Siapkan Skenario Perang Gerilya

Senin, 28 Maret 2022 | 08:53 WIB
header img
Kota Kiev, Ukraina, porak-poranda seusai digempur pasukan Rusia. (Foto: Reuters).

KIEV, iNewsKutai.id - Militer Ukraina menyiapkan skenario perang gerilya untuk mengusir Rusia dari negara tersebut. Hal ini menyusul adanya dugaan jika Kremlin ingin memecah persatuan negara tersebut menjadi dua bagian.

Kepala intelijen militer Ukraina Kyrylo Budanov menyebut jika Rusia tengah mengagendakan membangun negara baru pada wilayah yang dikuasainya sejak invasi pada 24 Februari lalu. Dia menuding Kremlin tengah menyusun skenario Korea Selatan dan Utara di Ukraina.

Pernyataan ini merujuk pada Donestk dan Luhanks yang sudah menyatakan berpisah dari Ukraina. Dua wilayah tersebut selama ini mendapat dukungan Rusia.

“Rusia mencoba menarik wilayah yang diduduki menjadi satu struktur negara dan mengadunya dengan Ukraina yang merdeka,” kata Budanov dikutip dari Associated Press, Senin (28/3/2022). 

Untuk menggagalkan agenda tersebut, Budanov menyatakan militer Ukraina akan berusaha mati-matian mengusir Rusia dari Ukraina. Bahkan jika harus menggunakan taktik perang gerilya. Dia menyatakan, pola ini sangat efektif sejak invasi terjadi dan terbukti mampu menghambat laju pasukan Rusia menguasai kota-kota penting Ukraina.

"Maka akan ada satu skenario yang tersisa bagi Rusia, bagaimana bertahan hidup," katanya. 

Di sisi lain, Presiden Volodymyr Zelensky terus menyampaikan niatnya untuk melakukan negosiasi damai dengan Rusia. Dia siap membahas adopsi status netral sebagai bagian dari negosiasi damai tersebut. Namun Zelensky meminta kesepakatan itu melibatkan pihak ketiga serta dimasukkan dalam opsi di referendum.

"Jaminan keamanan dan netralitas, status non-nuklir. Kami siap melakukannya. Ini poin terpenting," kata Zelensky, dalam wawancara dengan para jurnalis Rusia. 

Dia menegaskan, Ukraina menolak beberapa tuntutan lain yang disampaikan Rusia seperti pelucutan militer atau demiliterisasi negara itu. Seperti diketahui ada dua misi utama operasi militer khusus Rusia di Ukraina, yakni demiliterisasi dan denazifikasi atau pembasmian kelompok neo-Nazi. 

Dia juga memberi syarat, tidak akan ada kesepakatan damai tanpa gencatan senjata dan penarikan pasukan Rusia dari negaranya. Turki akan menjadi tuan rumah kelanjutan negosiasi Rusia dan Ukraina pekan ini. 

Pembicaraan akan berlangsung pada Senin atau Selasa besok. Menurut Zelensky, prioritas negaranya pada pembicaraan tersebut adalah kedaulatan dan integritas teritorial. “Kami mengharapkan perdamaian, sungguh, tanpa penundaan. Ada peluang dan kebutuhan untuk pertemuan tatap muka di Turki," ujarnya.

Editor : Abriandi

Follow Berita iNews Kutai di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut