get app
inews
Aa Read Next : 4 Pekerja IKN Ditangkap Satgas Nusantara, Gelar Pesta Miras di Lokasi Proyek

Tantang Anggota TNI Duel Pakai Senjata Tajam, Pria Asal Tondano Tewas

Kamis, 07 Juli 2022 | 17:17 WIB
header img
Ilustrasi pria di Tondano tewas setelah menantang anggota TNI duel. (Foto: Ist).

Akibat perkelahian tersebut korban mengalami luka pada kepala bagian kiri akibat benturan benda keras. Kopda Handrei Supit kemudian sudah berupaya untuk membawa korban ke ke RSUD dr. Sam Ratulangi Tondano untuk mendapatkan perawatan medis. 

"Setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit, akhirnya korban meninggal dunia," ujarnya.

Kopda Handrei Supit kemudian sudah melakukan upaya damai dan menyelesaikan secara kekeluargaan dengan pihak keluarga korban dengan adanya peristiwa tersebut tetapi tidak mendapatkan titik temu, sehingga keluarga korban tetap melapor ke Pomdam XIII/Merdeka. 

"Setelah satuan di mana Kopda Handrei berdinas yakni Rindam XIII/Merdeka memediasi perdamaian dengan pihak korban dan pihak keluarga korban mengetahui kejadian yang sebenarnya, akhirnya pihak keluarga korban bisa memaafkan Kopda Handrei dan mau berdamai," kata Kolonel Inf Jhonson Sitorus.

Namun klaim tersebut dibantah anak korban, Rainer Gideon Mambu. Dia menyampaikan kronologi kejadian peganiayaan ayahnya oleh aggota TNI versi keluarga lewat media sosial Facebook. 

"Saya sebagai anak korban, mengklarifikasi tentang kronologi yang sebenarnya kepada masyarakat Sulawesi Utara agar masyarakat semua tidak terpengaruh dengan berita-berita hoaks yang telah beredar," katanya.

Dia menuturkan jika istri pelaku membuat silau mata ayahnya dan kendaraan memercikkan air sehingga ditegur. Namun istri pelaku tidak terima dan balik marah-marah. 

Dia juga membantah ayahnya membawa samurai.  "Itu hanyalah pisau yang biasa dipakai pada umumnya di kebun (kalau di bilang pisau buat potong bumbum-bumbum besar)," ujarnya. 

Beberapa menit kemudian pelaku mengambil kunci bola dan langsung memukul di bagian belakang kepala ayahnya. Menurut saksi mata (pengendara motor yang lewat), ayahnya sudah tergeletak di aspal yang penuh dengan air.

"Cerita singkat, setelah kami tiba di RS Tondano, papa saya langsung dirujuk ke RS Malalayang, kami keluarga pergi ke RS Malalayang, dokter bilang mau melakukan operasi pertama. Sesudah operasi pertama, papa saya sadar dan menceritakan kronologi kejadiannya. Dan pada tanggal 3 juli 2022 pukul 10:47 papa saya meninggal dunia," ujarnya.

Editor : Abriandi

Follow Berita iNews Kutai di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut